Tandaseru — Badan Pusat Statistik (BPS) Maluku Utara mencatat kenaikan deflasi Kota Ternate yang cukup signifikan pada bulan Juli 2020. Deflasi ini terjadi di empat kelompok pengeluaran.

Kepala BPS Malut, Atas Parlindungan Lubis mengungkapkan, pada Juli 2020 deflasi Kota Ternate mencapai 0,95 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 104,43.

“Dari 90 kota IHK, 29 kota mengalami inflasi dan 61 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Timika sebesar 1,45 persen dan inflasi terendah terjadi di Kota Banyuwangi dan Jember sebesar 0,01 persen,” ungkapnya, Senin (3/8).

Sementara deflasi tertinggi terjadi di Kota Manokwari sebesar 1,09 persen dan deflasi terendah terjadi di Kota Gunungsitoli, Bogor, Bekasi, Luwuk, dan Bulukumba sebesar 0,01 persen.

“Tingkat inflasi tahun kalender Juli 2020 (Juli 2020 terhadap Desember 2019) sebesar 0,57 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Juli 2020 terhadap Juli 2019) sebesar 0,39 persen,” paparnya.

Pada Juli 2020, sambung Lubis, Kota Ternate mengalami inflasi pada empat kelompok pengeluaran, deflasi pada empat kelompok pengeluaran dan tiga kelompok pengeluaran stagnan.

“Kelompok yang mengalami inflasi yaitu kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,08 persen, perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,97 persen, kelompok kesehatan sebesar 0,21 persen, dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,16 persen,” terangnya.

Lubis bilang, untuk kelompok yang mengalami deflasi yaitu kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 1,08 persen, kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar lainnya sebesar 0,01 persen, kelompok transportasi sebesar 5,50 persen, serta kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,05 persen.

“Sementara kelompok rekreasi, olahraga dan budaya, kelompok pendidikan; dan kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran tidak mengalami perubahan indeks, atau stagnan,” tandasnya.