Tandaseru — Hampir 50 kepala keluarga korban kebakaran permukiman di RT 6 RW 2 Kelurahan Kota Baru, Kecamatan Ternate Tengah, Kota Ternate, Maluku Utara, terpaksa berlebaran Idul Fitri di tenda pengungsian, Senin (31/3).
Korban dalam insiden kebakaran pada, Sabtu (29/3), ini hanya bisa pasrah menyaksikan puing-puing bangunan rumah mereka yang terletak tidak jauh di sebelah utara tenda pengungsiannya.
Ironisnya, di tengah suka cita warga lainnya yang merayakan lebaran dengan makan enak, pengungsi korban kebakaran hanya bisa berkumpul menahan lapar. Hanya ada teh panas dan alakadar kue dibagikan warga sekitar yang dijadikan santap usai salat Ied pagi tadi.
“Belum ada dari tadi makanan ini. Sudah ada yang mengeluh bilang lapar, apalagi ada anak-anak di sini” ungkap salah satu korban kebakaran, Azan Fadli Mulyadi (33 tahun), sambil melihat jam tangannya waktu telah menunjukkan pukul 10.47 WIT.
Guru honorer di Al-Khairaat ini menyebutkan, kebutuhan paling mendesak pengungsi saat ini adalah popok, susu, dan cemilan untuk bayi serta anak-anak. Ada juga satu ibu mengandung yang menjadi korban kebakaran rumah.
Untuk tenda pengungsian sendiri kata Azan, meskipun semalam hujan namun mereka tidak kebasahan karena matras untuk dipakai tidur yang diberikan pemerintah cukup baik.
Pemerintah kota melalui pihak Kelurahan Kota Baru kata dia, berencana membongkar tenda pengungsian, Selasa besok, dan pengungsi diarahkan mencari kamar kos-kosan sebagai tempat tinggal sementara, atau menempati salah satu bangunan milik kelurahan di sekitar lokasi kebakaran.
“Arahannya untuk cari kos-kosan dulu sementara waktu,” ucapnya.
Kata Azan, warga korban kebakaran rata-rata 80 persen menempati rumah yang dibangun di atas tanah yang dikontrak. Sisanya adalah bangunan kos-kosan dari pemilik tanah.
Untuk itu, mereka berharap pemerintah Kota Ternate bisa membantu membangun rumah warga yang telah ludes terbakar.
“Kalau masalah keluhan saya harap pemerintah bisa bantu keringanan untuk pembangunan di sini,” ungkapnya.
Ia juga mengklarifikasi soal pemberitaan yang marak beredar tentang penyebab kebakaran karena ledakan kompor dan kosleting listrik.
Menurut Azan, penyebab kebakaran dikarenakan adanya anak kecil yang bermain obor di lantai dua salah satu bangunan kos-kosan.
Warga kata dia, sudah berusaha memadamkan api, namun karena api terus membesar membuat kebakaran makin meluas. Korban luka dalam kebakaran ini adalah dua orang lansia.
“Korban itu dua orang, satu itu nenek-nenek patah tangan dan satu lagi tete-tete (kakek) sudah tidak bisa jalan kayanya ,” cetusnya.
Tinggalkan Balasan