Tandaseru — Kondisi plafon bangunan masjid raya Baiturrahman kabupaten Pulau Morotai, Maluku Utara, kian mengenaskan. Pasalnya, kurang lebih 23 titik plafon yang terbuat dari gipsum bocornya makin parah sejak masjid itu diresmikan 2022 silam.

Amatan tandaseru.com, material gipsum perlahan jatuh mengenai sisi saf jamaah. Belum lagi lantai masjid basah saat turun hujan.

Masjid tersebut sempat direnovasi pada 2024 dengan anggaran Rp 700 juta. Salah satu imam masjid Baiturrahman, Sayuti, mengungkapkan dengan anggaran rehabilitasi sebesar itu, dinding bangunan tidak dicat, bahkan lampu kubah dan menara masjid padam sejak 4 bulan lalu.

“Upah tukang itu yang saya tahu Rp 140 juta sekian. Berdasarkan papan proyek itu anggaran total Rp 726 juta, tapi kondisi masjid setelah rehab makin parah,” ujar Sayuti, Minggu (23/3/2025).

Selain jadi imam, Sayuti sering mengambil risiko naik memperbaiki atap masjid bocor. Padahal tinggi bangunan kurang lebih 17 meter.

“Rehab cor-coran atap masjid itu mereka pakai aspal, tapi setelah direhab ada yang retak. Terus konstruksi bangunan di atas itu beban sudah berat karena material aspal,” ungkapnya.

Akibatnya, Sayuti bilang, keramik dinding masjid retak dan jatuh lantaran konstruksi tiang bangunan tidak mampu menahan beban.

“Jadi, setiap hujan itu air dari atap tergenang di dalam masjid, dari kecil sampai besar. Terdapat puluhan titik plafon bocor, yang besar ada 6 titik gipsum. Itu mau talapas jatuh. Saya tahu benar, karena selain saya jadi imam di masjid ini, saya sering naik perbaiki menara dan atap masjid,” bebernya.

Sementara itu, Ketua BTM Baiturrahman Fandi Latief meminta inspektorat mengaudit anggaran rehabilitasi bangunan masjid.

“Memang kondisi konstruksi bangunan belum sampai setahun tapi rata-rata sudah rusak. Inspektorat harus audit. Bahkan harus menggunakan pengawasan publik, dalam hal ini akademisi, harus turut terlibat mengawasi kondisi masjid,” pintanya.

Ia berharap di periode kepemimpinannya masjid menjadi tempat nyaman dan aman bagi jamaah yang beribadah.

“Jadi setahu kami, proyek rehab anggarannya cukup besar. Tapi, proses rehab hanya di atap masjid saja, kondisi atap makin bocor. Pihak kontraktor yang menggunakan uang negara wajib tanggung jawab, secepatnya diaudit,” tandasnya.

Sahril Abdullah
Editor
Irjan Rahaguna
Reporter