Tandaseru — Keterbatasan fisik tidaklah menjadi penghalang untuk berkarya, selama itu dikerjakan dengan sungguh-sungguh. Sepenggal kalimat tersebut dibuktikan oleh 13 pelajar Sekolah Menengah Atas Luar Biasa (SMALB) Negeri Kota Ternate, Maluku Utara.

Semangat untuk belajar dan berkarya dari pelajar penyandang disabilitas di sekolah ini, patut diacungi jempol.

Sebab, tidak hanya belajar mata pelajaran pada umumnya, para siswa yang terdiri dari penyandang tuna daksa, tuna grahita, tuna rungu, tuna netra, dan low visual, tuna ganda, dan autis ini, juga mampu membuat banyak kreasi bernilai ekonomis.

Dibawah kepemimpinan Kepala SMALB Kota Ternate, Mariani H. Tamrin, para pelajar yang duduk di bangku kelas X, XI, dan XII ini, diajarkan dan dilatih menanam sayuran organik juga membudidayakan ikan lele.

Tidak hanya itu, mereka pun memproduksi minyak virgin coconut oil (VCO), serta aneka produk makanan berbahan baku lokal, seperti sirup pala, manisan pala, aneka kue dengan selai dari daging buah pala, dan cemilan stik jenis pisang goroho.

Mariani mengatakan, produksi tanaman sayuran jenis salada yang ditanami sendiri oleh anak-anak didiknya dengan metode hidroponik di lahan yang terbatas ini, bahkan telah tembus pasar modern di Kota Ternate seperti di Hypermart.

Sementara untuk produk cemilan stik pisang goroho dengan dua varian rasa, original dan barbeque maupun minyak VCO sudah dipasarkan di Swalayan Tara No Ate yang menjual aneka oleh-oleh khas Kota Ternate.

“Ini berjalan sudah memasuki tahun kedua, produk kita dipasarkan oleh Hypermart dan Swalayan Tara No Ate,” ungkap kepala sekolah yang akrab disapa Nani saat ditemui di ruang kerjanya, Senin (11/11).