Tandaseru — Tim Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) RI meninjau kerusakan bangunan akibat gempa bumi di Kabupaten Pulau Morotai, Maluku Utara, Rabu (4/11). Selain rumah, BNPB juga meninjau kondisi talud penahan ombak yang ikut rusak.
Plt Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pulau Morotai Abjan Sofyan kepada tandaseru.com mengungkapkan, BNPB akan melakukan verifikasi langsung kerusakan bangunan, baik rumah, fasilitas umum, fasilitas ibadah, hingga penahan ombak akibat gempa bumi 7,1 Skala Richter yang melanda Morotai Juni lalu.
“Hari ini dan besok tim dari BNPB akan turun ke lapangan untuk verifikasi. Jadi data kerusakan rumah saat gempa kemarin itu yang diverifikasi, dan talud yang rusak di beberapa desa juga nanti ikut dipantau,” kata Abjan.
Abjan bilang, jumlah data kerusakan rumah akibat gempa 7,1 SR yang dimasukkan Pemerintah Daerah ke BNPB sebanyak 600 lebih yang terdiri dari kerusakan ringan, sedang dan berat.
“Dari 600 lebih tidak semua direalisasi. Itu kan data yang dimasukkan dari desa, jadi mungkin yang rusak berat saja. Karena data dari desa ini kan kadang tidak sesuai ya, makanya diverifikasi dulu. Mungkin saja yang rusak berat yang diprioritas duluan. Rumah kategori rusak berat itu ada 115 rumah, nah setelah diverifikasi baru kita bisa tahu berapa yang direalisasi,” jelasnya.
Menurut Abjan, kemungkinan besar anggaran perbaikan kerusakan ini baru akan dicairkan pada 2021 mendatang. Sebab saat ini sudah masuk akhir tahun.
“Biasanya nanti di tahun anggaran baru,” sambungnya.
Dia menambahkan, anggaran perbaikan dari BNPB tersebut selanjutnya akan direalisasikan melalui Dinas Perumahan dan Permukiman.
“Jadi teman-teman media bisa mengakses informasi realisasi anggaran lewat Disperkim. Karena selanjutnya anggaran itu dia melekat di Disperkim,” tandas Abjan yang juga Kepala Bappeda Morotai tersebut.
Tinggalkan Balasan