Oleh: Asghar Saleh
_______
DON’T changes the winning team. Adagium ini mungkin sudah kedaluwarsa di tengah pesatnya perkembangan sepak bola modern yang berbasis data dan teknologi. Tapi menurut saya justru masih krusial dipakai dalam laga final Gurabati Open Tournament ke XXVI sore nanti antara dua tim pendatang baru: Bela Jangi FC dan BWS Maluku Utara. intinya, jangan ubah sebelas pertama atau kekuatan tim yang terbukti sukses saat semifinal kemarin.
Bela Jangi ke final setelah mengalahkan salah satu favorit Porto Toloa lewat adu tendangan penalti. Sedangkan BWS sukses setelah menghentikan langkah tim muda Poram Mareku dengan skor tipis 2-1. Mengapa jangan diubah timnya? Info partai final, recovery tim sangat mepet. Dari aspek taktikal, rasanya tak ada alasan untuk mengganti pemain. Apalagi mereka punya motivasi sangat tinggi untuk menjadi juara.
Itu artinya, Coach Ikram Selang akan tetap bermain dengan 4-3-3. Rizky Maulana Putera yang jadi pahlawan di laga semifinal tetap jadi pilihan utama. Empat beka sejajar akan dihuni Zulfikram Iskandar Putera di sisi kanan, duet Burhanuddin Ahya dan Fahmi A. Latif di sentral pertahanan dan Ucok Ahya di kiri. Di depan lini pertahanan, berdiri sang Kapten Riki Togubu. Ini pemain yang menonjol. Penampilannya mengingatkan saya pada Sergio Busquets saat berjaya bersama Barcelona dan Spanyol. Main taktis dan tak pernah meninggalkan daerah tengah.
Di depan dua kakak beradik Delan dan Rafly Selang jadi tumpuan untuk membongkar pertahanan lawan. Rafly boleh dikata adalah pemain paling berpengaruh. Anak muda ini tampil berkelas. Penguasaan bolanya sangat bagus. Free kicknya juga mematikan. Ia jenderal lapangan tengah Belajangi meski usianya masih sangat muda.
Di depan, Coach Ikram sangat mungkin tetap memainkan trio Rifal Lastori, Ade M. Nur dan Akbar Selang. Opsi pergantian ada pada diri Darman Selang, Rizky Semarang atau Juwaer Malige yang bikin gol penyama kedudukan saat mengalahkan Porto. Dengan komposisi seperti ini, Belajangi tetap impresif dan berbahaya meski pemain mereka rata-rata berusia muda.
Di kubu BWS, tak ada alasan taktikal bagi Choach Chandra untuk mengganti starting eleven di partai semifinal sebelumnya. Skema main tak berubah. 4-3-3 dengan sedikit modifikasi jadi 4-1-3-2. Jainuddin tetap jadi kiper utama. Empat bek sejajar jadi jatah Munawir Muhammad, Andri Ibo, Zana Salif Diarra dan Jenar Hamdain. Di depan mereka berdiri gelandang pekerja keras Maskur Maku Idris. Penampilan Maku yang tanpa kompromi mengingatkan kita pada bintang AC Milan, Gennaro Gattuso.
Tinggalkan Balasan