Tandaseru — Bakal Calon Wali Kota Ternate Mohammad Yamin Tawary menawarkan tujuh langkah untuk menangani krisis air yang akan melanda Kota Ternate yang diprediksi terjadi pada tahun 2030 mendatang. Tujuh langkah itu dipaparkan Yamin saat menghadiri dialog publik memperingati Satu Dasawarsa Komunitas Jarod di Café Jarod, Jumat (18/9) malam.

Yamin mengatakan, mengelola air memang membutuhkan tenaga yang profesional tapi itu menjadi tugas Pemerintah Kota. Jika terpilih, ia akan menempuh tujuh langkah ini untuk menyelesaikan krisis air tersebut.

“Pertama, pada rumah-rumah di dataran rendah itu harus pakai biopoli. Mau rumah yang dibangun atau rumah yang sudah ada. Sedangkan rumah dataran tinggi menggunakan sumur resapan,” jelas Yamin.

Yang kedua, kata Yamin, pada muara setiap sungai harus dibangun kolam resisten. Yamin mencontohkan seperti yang ada di muara Akegaale, yang sayangnya baru dibangun satu. Sedangkan pada sungai yang muaranya sempit harus membuat tembok penahan air.

“Yang ketiga pada dataran tertentu kita harus bikin situ, semacam danau untuk menampung air supaya kemudian meresap ke tanah,” tambahnya.

Sementara yang keempat, menurut Yamin, harus ada pembatasan pembangunan rumah di wilayah Ternate Tengah yang cenderung ke atas gunung, serta Ternate Utara bagian selatan dan Ternate Selatan bagian utara.

“Kota ini harus dikembangkan ke selatan atau utara supaya tidak membabat hutan-hutan yang ada di atas sebagai penahan air,” tegas Yamin.

Sedangkan langkah yang kelima, lanjut Yamin, harus ada gerakan penanaman pohon untuk menahan air. Sebab jika tidak maka tidak ada yang bisa menahan air.

“Keenam adalah setiap orang harus melihat dan memperhitungkan sirkulasi air yang pakai masak dan cuci, dan ketujuh itu harus ada gerakan bersama bahwa air bukan cuma dibutuhkan pemerintah tapi juga dibutuhkan oleh rakyat. Keran bocor harus segera diperbaiki karena itu terbuang percuma. Itulah tujuh kerangka dasar saya untuk bagaimana menyelamatkan air di Ternate,” tandas Yamin.