Oleh: Suhardy Hamid Rajji

Pengurus Ikatan Ahli Perencanaan Indonesia Malut dan Relawan Rumah Baca Belo-Belo Haltim

DALAM banyak pencarian anak manusia, jodoh adalah salah satu yang paling ribet. Saking ribetnya orang-orang bisa frustasi dibuatnya. Paling menghabiskan banyak energi. Apalagi di momen Idul Fitri yang sebentar lagi. Momen pertanyaan paling absurd tiba, “kapan nikah?”. Nah, Anda sedang membaca tulisan yang tepat. Ini petunjuk untukmu.

Anda mungkin pernah bertemu wanita dengan paras cantik, sebagaimana standar cantik yang seringkali Anda bayangkan. Tetapi untuk wanita Waci, berbeda. Anda akan menemukan bidadari yang mengambil peran malaikat. Sudah cantik, ia juga pekerja keras. Hehe.

Saya akan berbagi satu referensi jodoh bagi kaum lelaki yang memutuskan untuk bersegera menikah. Jadi tulisan ini khusus buat lelaki. Terutama yang sedang mencari jodohnya.

Pengalaman saya bertahun-tahun melihat wanita di Waci memang unik. Yang saya yakini pendidikan keluarga yang diterimanya tidak beda jauh dengan wanita-wanita di Maluku pada umumnya. Mungkin sama dengan di kampung-kampung lain sih.

Saya memiliki keluarga yang tersebar dan hampir ada di setiap kampung se-Halmahera Timur. Tapi yang dekat dan sering berinteraksi dengan saya adalah keluarga dari Waci, sebab saya besar di sana. Makanya, cerita yang saya bagi adalah keunggulan seorang wanita Waci.

Wanita Waci, mulai dari yang gadis belia sampai yang telah menikah dan tua, ketika memasuki satu rumah, yang ia tuju adalah bagian dapur dari rumah tersebut. Ia akan mengamati keadaan dapur dan jika menemukan hal-hal kotor seperti piring, gelas dan lainnya maka ia akan segera membersihkan benda-benda tersebut. Menyapu lantai, meja dan lainnya. Sangat detail. Khasnya, ia akan mengomel juga. “Gamenimew sorabi teo… To en getgit ceo..” (dapur kalian sudah seperti TPA saja).

Omelannya wanita Waci selalu bikin merinding. Apa yang ada dalam pikirannya dikeluarkan semua. Anda akan dibuat pangling jika mendengarnya. Tetapi, disitulah letak seninya. Seni menyayangi orang-orang di sekitarnya. Omelan yang tidak membuatmu tersinggung. Malahan, Anda akan dibuat tertawa sepanjang ia merocos. Tapi bikin frustasinya tetap. Hehe.

Nenek saya kalau datang ke rumah selalu begitu. Dapurlah yang ia tuju dan langsung mengomentari seisi dapur. Kawan-kawan saya yang gadis juga sama, datang ke tempat kerja yang juga sebagai rumah tempat tinggal, ya menuju dapur. Saya diceramahi soal kebersihan dapur, lalu dengan sigapnya dapur dibersihkannya.

Kebetulan rumah itu juga merupakan tempat persinggahan orang Waci. Kalau ada wanita Waci dating, bereslah sudah satu masalah dalam rumah yang dihuni para lelaki jablay ini. Beberapa waktu lalu kawan saya dari Waci datang dengan adik gadisnya, dapur langsung jadi kinclong. Itu tanpa perintah aba-aba dan permintaan dari saya ataupun dari kakak lelakinya.

Kebiasaan-kebiasaan ini sering saya lihat sejak saya kecil. Ini orang-orang kok rajinnya gitu amat yah? Saya baru sadar setelah dalam seminggu pada Ramadan ini saya dibuat takjub para tamu istimewa di rumah. Dari situ, tulisan ini saya bikin.

Dulu, di rumah saya ada seorang gadis anggun tinggal bernama Ama. Ama seangkatan dengan saya. Ama tinggal di rumah karena kebetulan bekerja di puskesmas, tempat yang sama dengan mama bekerja. Kisahnya, mama saya biasanya bangun jam 5 subuh, mendirikan salat lalu beres-beres rumah. Melihat mama yang bangunnya sangat pagi, Ama tidak mau kalah. Ama akan bangun lebih awal dari itu, biasanya jam 3 atau 4 subuh, piring dan gelas dibuatnya berkicau sepagi itu, dapur telah mengepul asap air panas untuk saya dan adik-adik menikmati kopi dan teh pagi yang masih beberapa jam lagi. Saya dibuatnya geleng-geleng kepala kalau bekerja sampai larut dan melihatnya menyapu dan mengepel lantai setelah bagian dapur beres.

Bagaimana duhai tuan lelaki-lekaki jomblo?

Sesama lelaki Maluku, wanita rajin adalah kriteria idaman mama. Iya kan? Kriteria lainnya mungkin suka bertegur sapa dengan keluarga. Datanglah ke Waci, lalu Anda akan dibuat jatuh cinta, bagaimana gadis-gadis di sana memperlakukan orang di sekitarnya. Menegurmu dengan ramah. Datang ke Waci dan buktikan isi tulisan di atas. Siapa tahu kita bisa jadi saudara ipar. Iya kan?

Saya membuat tulisan ini sembari menikmati kopi buatan nenek saya. Salah satu Wanita Cantik Indonesia yang masyhur itu. Kopi 10 hari terakhir Ramadan Karim. Semoga terampuni segala keburukan kita. Mohon berkenan menyebutkan nama Ardy Elhamid dalam doa Anda pada malam-malam Qadar.(*)

#DataTerbaruKasusCorona Maluku Utara Per Kamis (13/5) ini. (Tandaseru/Hariyanto Teng)