Tandaseru — Rapat dengar pendapat Komisi III DPRD Kota Ternate dengan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Jumat (10/7), berjalan sengit.

Pasalnya, Ketua Fraksi Nasdem, Nurlaela Syarif sempat adu argumen dengan Kepala Operasional Gugus Tugas Kota Ternate, M. Arif Gani.

Dari balik pintu ruang rapat, Nurlaela mempertanyakan penggunaan anggaran Covid-19 yang sudah dihabiskan sekitar Rp 23 miliar dari total anggaran sebesar Rp 39 miliar.

“Anggaran yang dihabiskan sebanyak ini tanpa rincian dan kasusnya terus meningkat. Ini pemerintah tidak siap,” ujar Anggota Komisi III tersebut.

Nurlaela bilang, berdasarkan evaluasi Komisi III, ada indikasi warga tak lagi percaya soal bahaya virus corona. Penyebabnya antara lain aspek komunikasi Gugus Tugas, pelayanan kesehatan, dan kasus pasien positif Covid-19 yang begitu tinggi tetapi rasio penyediaan tenaga medis tidak berimbang.

“Dokter paru hanya dua, tenaga medis banyak terpapar, jadi rasio antara peningkatan kasus dan jumlah penduduk maupun kesiapan tenaga medis sangat tidak berimbang,” ujarnya.

Hasil rekomendasi tim epidemiologi, sambung Nurlaela, kerja-kerja petugas tingkat RT/RW menjadi kata kunci. Namun yang terjadi di lapangan, dukungan anggaran untuk kelurahan dan RT/RW sangat minim.

“Dana Kelurahan penanganan Covid-19 saja honorariumnya baru terbayar pada bulan April yang dibayar Rp 12 juta per bulannya. Jadi selama ini pemerintah wacanakan kelurahan tanggap Covid-19 hanya program wacana yang tidak terimplementasi di lapangan, padahal sudah 51 kelurahan yang ter-cover jadi zona merah dari 78 kelurahan,” kesalnya.