Tandaseru — Di sela-sela tugas menghadiri upacara serah terima jabatan Pangdam XVI Pattimura di Ambon, Provinsi Maluku, Wakil Bupati Halmahera Barat, Maluku Utara, Djufri Muhammad menyempatkan waktu mengunjungi Desa Hila, Kaitetu, Kecamatan Leihitu, Kabupaten Maluku Tengah.
Apa saja yang didapati Wabup Halbar di desa tersebut? Berikut nukilan Staf Humas Halbar, Arman Hi. Safi, dari kunjungan orang nomor dua di Pemkab Halbar ini.
______
DIJULUKI salah satu kesutanan di Jazirah Moloku Kie Raha (empat kesultanan di Maluku Utara), literasi bahkan artefak Kesultanan Jailolo sangat minim. Berbeda dengan tiga Kesultanan lainnya; Ternate, Tidore dan Bacan yang cukup lengkap literasi dan referensi sejarahnya yang bisa dilihat secara langsung.
Di Kesultanan Jailolo, bentuk fisik asli bangunan kedaton yang menjadi bukti visualisasi keberadaan Kesultanan Jailolo dan benda-benda pusaka yang menjadi bukti sejarah kejayaan pun tidak diketahui. Yang ada saat ini adalah rekonstruksi bentuk Kedaton Kesultanan Jailolo oleh Pemerintah dan masyarakat adat Kesultanan Jailolo, sehingga berdirilah sebuah bangunan menyerupai Kedaton Kesultanan Jailolo di atas Bukit Tagalaya di Desa Jalan Baru, Kecamatan Jailolo.
Dipilihnya Bukit Tagalaya sebagai lokasi rekonstruksi bangunan Kedaton Kesultanan Jailolo sebab konon dahulu kala tempat itu adalah tempat berdirinya Kedaton Sultan Jailolo.
Djufri Muhammad, Wakil Bupati Halbar, berhasil membuka tabir keberadaan benda-benda bersejarah milik Kesultanan Jailolo meski belum seluruhnya.
Berawal dari menghadiri kegiatan sertijab Pangdam XVI Pattimura di Ambon pekan lalu, Wabup Djufri menyempatkan diri mengunjungi Jazirah Leihitu, Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku, tepatnya di Desa Hila, Kaitetu, pada Senin (8/3).

Alhamdulillah, dari kunjungan tersebut, Wabup Djufri bisa melihat dari dekat dengan mata kepada sendiri benda-benda peninggalan milik Kesultanan Jailolo yang sudah berusia ratusan tahun dan masih tersimpan rapi di dua tempat di Desa Hila.
Tinggalkan Balasan