Tandaseru — Langit pagi Jakarta pada Selasa, 23 Juli 2025, begitu cerah. Tepat di halaman Istana Merdeka, Presiden Prabowo Subianto berdiri menatap barisan rapi 2.000 perwira muda lulusan akademi TNI dan Polri yang akan dilantik pagi itu.

Putra-putri terbaik bangsa ini nampak gagah dengan seragam perwira, hasil jerih payah setelah menempuh pendidikan 4 tahun. Di antara mereka, berdiri tegak satu pemuda dari timur Indonesia. Dia adalah Rizky Satya Wardana, pemuda Ternate, Maluku Utara.

Bagi sebagian orang, pelantikan sebagai Inspektur Polisi Dua (IPDA) hanyalah bagian dari rutinitas kenegaraan. Tapi bagi Rizky, itu adalah titik akhir dari sebuah perjuangan panjang dan sekaligus titik awal dari pengabdian yang lebih besar.

“Ini bukan sekadar pelantikan, ini jawaban dari doa, latihan, dan air mata,” ungkap Rizky Satya Wardana penuh haru setelah resmi menyemat pangkat IPDA dipundaknya.

Rizky mengisahkan, perjuangannya sampai lolos sebagai Taruna Akademi Kepolisian (AKPOL) tidaklah mudah. Ia pertama kali mencoba peruntungan pada 2019 namun gagal.

Gagal sekali hal biasa. Rizky kembali ikut seleksi tahun berikutnya (2020). Alhasil, nasibnya tetap sama. Tahun itu dia masih tetap gugur di tahap Pantukhir, salah satu tahapan terberat dalam seleksi.

Tidak patah semangat, Rizky kembali mengikuti seleksi untuk ke tiga kalinya di Polda Maluku Utara tahun 2021. Baginya, dua kali kegagalan sebelumnya bukanlah akhir, melainkan jeda dari perjuangan yang lebih serius.

“Usaha tak akan mengkhianati hasil”. Pepatah ini akhirnya dibuktikan Rizky saat tahun ke tiganya mengikuti seleksi. Ia akhirnya lulus sebagai Taruna AKPOL, bahkan menempati peringkat pertama seleksi tingkat Polda Maluku Utara.

Tidak hanya soal nilai dan fisik, keberhasilannya itu juga ditentukan oleh daya tahan mental yang ditempa dari berbagai ujian.

“Saya sempat kuliah di Fakultas Hukum Universitas Khairun sampai semester empat. Tapi impian saya belum selesai di situ,” ungkapnya.

Selama menjalani seleksi, Rizky mengikuti bimbingan belajar, memperbaiki fisik, dan bahkan merantau ke Pulau Jawa demi mengejar target.

Semua itu dilakukannya dengan semangat dan optimisme tanpa mengandalkan campur tangan ayahnya, M. Ihsan Kadir yang juga perwira polisi berpangkat AKP.

Ayah Rizky, AKP M. Ihsan Kadir, seorang polisi yang bertugas di Satuan Brimob Polda Maluku Utara, sementara ibunya Sehat Alkatiri, seorang ibu rumah tangga.

“Saya ingin berhasil karena usaha saya sendiri, bukan karena posisi ayah,” ucapnya.

Jiwa kepemimpinan Rizky memang sudah terlihat sejak duduk di bangku SMA. Ia pernah menjadi Ketua OSIS SMA Negeri 8 Ternate periode 2017–2018.

Tidak hanya itu, Rizky pun menjadi anggota Paskibraka Provinsi Maluku Utara tahun 2017, serta terpilih mengikuti program nasional Siswa Mengenal Nusantara ke Jambi tahun 2018.

Serangkaian aktivitas semasa bersekolah itu yang memperkuat karakternya menjadi pribadi yang bertanggung-jawab, nasionalis, dan disiplin.

Ketika akhirnya tiba masa pelantikan, Rizky bukan sekadar mewakili dirinya sendiri. Ia telah membawa harapan daerah asalnya yang selama ini terpinggirkan dari peta pembangunan nasional. Ia ingin menjadi simbol bahwa anak daerah juga bisa berdiri sejajar di tingkat nasional.

Tahun ini, Rizky menjadi satu dari tiga putra-putri Maluku Utara yang lulus dari AKPOL. Dua rekannya, Benedikta Anggelina Soli dan Julius Salomo Datang, juga dilantik di hari yang sama. Satu peserta lainnya dari Maluku Utara gugur saat seleksi tingkat pusat.

Menutup percakapan, Rizky menyampaikan pesan bagi para pemuda, terutama kepada mereka yang tumbuh jauh dari pusat kekuasaan.

“Jangan batasi diri hanya karena kita berasal dari daerah. Mimpi besar itu sah, yang penting usaha dan keyakinan,” pesannya.

Rizky ingin membuktikan bahwa dari ruang OSIS di sebuah sekolah negeri, dari sebuah kampus di timur Indonesia, seorang anak muda bisa berdiri di hadapan presiden, bukan karena keberuntungan melainkan karena keteguhan hati dan konsistensi dalam usaha.

“Sukses itu milik siapa saja yang tidak berhenti mencoba,” ujar Rizky.

Ardian Sangaji
Editor
Ardian Sangaji
Reporter