Tandaseru — Sekitar ratusan ekor sapi telah bertahun-tahun dilepas liar dan mencari makan di tempat pemrosesan akhir (TPA) Buku Deru-Deru, Kecamatan Ternate Barat, Kota Ternate, Maluku Utara.

Sapi milik warga Kelurahan Sulamadaha dan Takome ini memakan sampah yang dibuang ke TPA oleh armada pengangkut Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Ternate.

“Sapi itu berkeliaran bebas. Di atas (TPA) itu dia (sapi) makan segala macam, sampah itu sebagian besar dimakan,” ujar Kepala Bidang Persampahan DLH Kota Ternate, Asmal Lahiyaro, Jumat (23/5).

Menurut Asmal, sapi-sapi yang dilepas liar oleh warga di TPA jumlahnya terus bertambah. Meski begitu, dia mengaku tidak mengetahui persis siapa saja warga pemilik dari sapi-sapi tersebut.

“Kurang lebih ratusan ekor itu. Sapi ini kalau misalnya betina 10 ekor, tahun depan sudah jadi 20, karena sapi setiap tahun beranak,” tukasnya.

Adanya ternak sapi yang dilepas liar hingga memakan sampah di TPA menurut Kepala Dinas Pertanian (Distan) Kota Ternate, Thamrin Marsaoly, tidak dapat dilarang atau ditertibkan oleh dinasnya. Sebab, urusan penertiban adalah tugas instansi lain seperti Satuan Polisi Pamong Praja.

Meski begitu, sapi di TPA kesehatannya tetap mendapat pemantauan mantri dan dokter hewan dari Distan Ternate. Bahkan, pemantauan terhadap kesehatan ternak sapi ini, kata Thamrin, dilakukan pertiga bulan usianya.

“Di TPA sana kan pasti ada bahan-bahan beracun dan seterusnya, tapi Alhamdulillah sampai hari tadi kami belum menemukan misalnya (sapi) yang sakit atau penyakit mulut dan kuku, atau penyakit-penyakit lain belum ada,” jelas Thamrin.

Biasanya lanjut Thamrin, sapi yang akan dijual terlebih dahulu dikandangkan agar tidak lagi memakan sampah TPA selama kurang lebih 3-4 bulan.

“Dikandangkan selama 3-4 bulan kedepan kan racunnya sudah mulai hilang. Jadi saya kira tidak ada masalah,” timpalnya.

Ia pun memastikan, jelang hari raya Idul Adha 1446 hijriah ini Distan Ternate telah menyiapkan tim yang sudah mulai melakukan pemeriksaan kesehatan hewan kurban.

Tim yang telah dibagi tugas, kata dia, pada H-10 Idul Adha akan melakukan penjagaan ketat terhadap hewan ternak yang diseberangi masuk dari Pulau Halmahera ke 6 pintu masuk yang ada di Kota Ternate.

“Mungkin minggu depan H-10 itu pintu masuk dijaga ketat, dalam rangka melihat secara dekat kesehatan fisiknya terutama,” ucapnya.

Selain itu, tambah dia, ada juga tim yang disebar ke masjid-masjid atau instansi yang menyelenggarakan kurban pada H-3 dan H-2 Idul Adha, untuk bisa melakukan pemberian pengobatan atau vaksin terhadap ternak yang akan dikurbankan.

“Ini dalam rangka jangan sampai ada penyakit mulut dan kuku. Memang Maluku Utara ini masih nol kasus atau zona hijau jadi aman. Saya yakin mengonsumsi sapi yang ada ini 100 persen halal,” pungkasnya.

Ardian Sangaji
Editor
Ardian Sangaji
Reporter