Tandaseru — Sultan Tidore Husain Alting Sjah angkat bicara setelah mendapat informasi sejumlah oknum dari Tidore dan Ternate yang menemui masyarakat desa Wayamli, kecamatan Maba Tengah, Halmahera Timur, Maluku Utara.

Oknum warga itu datang mengenakan pakaian adat dan mengaku meneruskan perintah Sultan Tidore untuk menghentikan masyarakat adat melakukan blokade aktivitas perusahaan tambang PT Sambiki Tambang Santosa (STS) di wilayah desa Wayamli.

Aksi yang dipimpin Kimalaha Wayamli, Ahmad Hi Djalim itu, dilakukan karena diduga aktivitas tambang sudah masuk di wilayah adat Kimalaha tanpa izin.

Husain kepada media ini mengaku tidak memerintahkan siapa pun melarang masyarakat menghentikan aktivitas perusahaan tambang di desa Wayamli.

“Saya sudah sampaikan kepada masyarakat adat di Wayamli, termasuk sudah menghubungi Kimalaha Wayamli, bahwa saya tidak perintahkan siapa pun,” ujarnya, Selasa (22/4/2025).

Husain meminta masyarakat adat tetap bertindak sesuai maklumat dan titah kesultanan.

“Kepada masyarakat yang ada di Buli, Maba, dan Wayamli, tetap tenang. Tetap perjuangkan apa yang menjadi hak masyarakat. Jangan mudah terprovokasi dengan segala bentuk intimidasi oleh pihak yang tak bertanggung jawab,” pintanya.

Sultan juga minta kepada perusahaan tambang untuk tidak berbuat semena-mena.

“Harus menghargai hak masyarakat, terutama lahan dan tanaman yang sudah jadi ruang hidup mereka,” tandasnya.

Sahril Abdullah
Editor
Sahril Abdullah
Reporter