“Lalu memiliki integritas dan pengetahuan agama yang tinggi. Dan yang terakhir adalah memiliki toleransi tinggi. Sultan memiliki toleransi tinggi, karena itu merupakan adat dalam kesultanan,” tandasnya.

Sementara Sultan Husain Alting Sjah dalam orasinya menyatakan ia tak pernah berhenti mengingatkan wakilnya Asrul Rasyid Ichsan untuk memimpin dengan adab. Termasuk menempatkan diri sebagai pelayan, sebab rakyat adalah tuan.

“Jadi kalo ada pemimpin bikin diri tuan, maka dia tidak pantas jadi pemimpin!” tegasnya.

Selain itu, anak istrinya dan Asrul dilarang ikut campur pemerintahan atau main proyek dalam pemerintahan provinsi Malut.

“Saya sudah bilang ke istri sejak awal bahwa menjadi pemimpin itu menderita. Jadi jangan bayangkan menjadi istri gubernur lalu hidup senang-senang. Istri dan anak yang ikut campur urusan pemerintahan akan membawa kesengsaraan bagi suami dan ayah,” tuturnya.

Ia juga mengingatkan peran orang Sula yang besar dalam kesultanan. Kesultanan Tidore dan Ternate membutuhkan orang-orang hebat asal Sula untuk mengusir penjajah.

“Dan hari ini saya butuh tangan orang Sula untuk bersama-sama menyelamatkan Maluku Utara,” tandas Sultan Husain.