Tandaseru — Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Maluku Utara berada dalam posisi dilematis. Rencana mereka bertemu tiga paslon peserta pilkada ditentang sejumlah tokoh di daerah ini.
MUI diketahui berupaya menggelar pertemuan dengan tiga pasangan calon gubernur-wakil gubernur lainnya. Rencana pertemuan itu dilakukan menyusul adanya pertemuan antara MUI dengan calon gubernur Sherly Tjoanda beberapa waktu lalu yang ditanggapi umat Islam sebagai pertemuan “terlarang”.
Niat MUI Malut itu ditentang sejumlah tokoh yang meminta paslon nomor urut 1 Sultan Husain Alting Sjah-Asrul Rasyid Ichsan, paslon nomor urut 2 Aliong Mus-Sahril Thahir dan paslon nomor urut 3 Muhammad Kasuba-Basri Salama agar menolak niat MUI Malut itu.
Sekretaris Umum Ikatan Persaudaraan Muslim Indonesia (Parmusi) Provinsi Maluku Utara Salim Khalik menilai MUI Malut telah partisan dan bukan lagi wadah penjaga akidah.
“Saya tidak setuju tiga calon gubernur ditemui MUI karena mereka sudah jadi partisan kandidat tertentu. Bukan lagi sebagai wadah penjaga akidah umat,” tegas Salim, Kamis (31/10/2024).
Salim menuding rencana Ketua MUI Samlan Hi Ahmad cs itu hanya upaya cuci tangan untuk mencari simpatik umat Islam.
Tinggalkan Balasan