Tandaseru — Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Maluku Utara membuat langkah kontroversial dengan menggelar pertemuan bersama Sherly Tjoanda. Sherly merupakan salah satu calon gubernur Malut pada pilkada 2024. Pertemuan pada Sabtu (26/10/2024) itu mengindikasikan adanya pelanggaran netralitas lembaga tersebut.
Langkah lancung MUI itu mendapat kecaman Ketua Front Aktivis Muslim Maluku Utara Alan Ilyas. Menurut Alan, sebagai sebuah lembaga keagamaan yang independen MUI harusnya bisa menjaga diri agar tidak terjebak pada kepentingan politik praktis yang muaranya merusak akhlak umat.
“Meskipun MUI memiliki peran dalam mempromosikan perdamaian, toleransi, dan kerukunan antarumat beragama di Maluku Utara, hal yang mesti diingat bahwa tugas MUI yang paling penting adalah menjaga keutuhan dan kemurnian ajaran Islam di Maluku Utara,” ujarnya.
Ia mengatakan, MUI Maluku Utara harus bisa bersikap arif dan menahan diri karena bagaimana pun Sherly adalah calon gubernur yang saat ini tengah berkontestasi, sehingga kehadiran MUI bisa saja dimaknai sebagai bentuk dukungan kepada yang bersangkutan oleh masyarakat.
“Jika MUI Maluku Utara berniat bersilaturahmi dengan para kandidat, maka jangan hanya dengan Sherly. MUI juga harus bersilaturahmi dengan MK-BISA, Husain-Asrul dan Aliong-Sahril. Ini penting agar tidak menimbulkan kecurigaan bahwa MUI Maluku Utara sedang ‘bermain mata’ dengan Sherly,” tukasnya.
Alan menambahkan, sebagai badan pembimbing, pembina, dan pengayom umat Islam di Maluku Utara, MUI diharapkan mampu memberikan kesejukan bagi umat Islam. Apalagi kondisi umat Islam Maluku Utara saat ini tengah terbelah antara boleh atau tidaknya memilih pemimpin non muslim. Sebab Sherly merupakan kandidat beragama non muslim.
Tinggalkan Balasan