“Kalau bilang meledak di lubang BBM, kita semua sudah tidak selamat, sudah meninggal kita semua,” katanya.

“Jadi sebelum terjadi, semua bahan bakar sudah selesai pengisian bahan bakar, tinggal diangkat slang saja, langsung speedboat tinggal jalan,’’ sambung Rahmat.

Menurutnya, selama pengisian bahan bakar itu tidak ada gangguan sama sekali. Namun, sontak saja terdengar bunyi ledakan dari belakang speedboat, lalu sempat terangkat, dan membuat sebagiannya terlempar keluar.

“Pada saat itu kami sudah terlempar keluar, karena bunyi ledakan itu sangat kencang,” tuturnya.

Ia menjelaskan, bunyi ledakan di speedboat itu baru pernah didengarnya selama bertahun-tahun ia bekerja di speedboat.

‘’Pengalaman kami membawa speedboat sudah puluhan tahun ini, belum ada kejadian seperti itu. Ada kebakaran di mesin, tapi tidak sampai meledak, paling korsleting, tapi itu bisa kami tangani, tapi yang tadi ketika kejadian itu bunyi meledak kayak serentak,’’ pungkasnya.

Dalam insiden ini, 22 korban berhasil dievakuasi, dan dinyatakan meninggal enam orang, termasuk Benny. Lima korban lainnya adalah Ester Tantri, anggota DPRD Provinsi Maluku Utara, Muhdin A. Wahid, Ketua DPW PPP Maluku Utara, serta Nasrun, Mahsudin Ode Muisi, dan pengawal pribadi Hamdani Buamonabot.