“Berdasarkan data BPS, laju PDRB pada Kuartal IV Tahun 2023 tumbuh kuat sebesar 17,99% (yoy) dan 20,49% (ctc), masih tertinggi secara nasional. Kemudian, pada Februari 2024, laju inflasi Maluku Utara tercatat sebesar 2,71% (yoy), meskipun menurun dari bulan sebelumnya, akan tetapi masih berada di atas nasional yang sebesar 2,75% (yoy). Kota Ternate mengalami inflasi sebesar 2,29% (yoy) dan Kabupaten Halmahera Tengah sebesar 4,68% (yoy). Komoditas beras, bahan bakar rumah tangga, baju muslim pria, dan sigaret kretek mesin masih menjadi komoditas utama penyumbang inflasi Februari 2024 secara yoy,” jelasnya.
Dari sisi neraca perdagangan, surplus neraca perdagangan masih terus berlanjut dan berada pada angka USD257,23 juta untuk Februari 2024 yang masih didominasi oleh produksi smelter feronikel di Halmahera tengah dan Halmahera Selatan. Selain ferronickel, ekspor Maluku Utara berasal dari oksida nikel, nikel matte, bijih besi, hasil perikanan, serta hasil perkebunan.
Dari sisi impor, impor bulan Februari 2024 tercatat sebesar USD302,67 juta yang sebagian besar berasal dari komoditas pembangunan smelter berupa mesin-mesin serta bahan baku mineral pembangkit listrik tenaga panas bumi.
Meninjau sektor primer di Maluku Utara, tepatnya pada sisi kesejahteraan petani dan nelayan, Nilai Tukar Petani (NTP) secara gabungan pada Februari 2024 berada di angka 102,86 tumbuh 0,06% jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Jika dirinci, pada Februari 2024, NTP Gabungan Tanpa Perikanan tercatat sebesar 102,98 naik 0,08% (mtm) dengan Nilai Tukar Nelayan (NTN) yang tercatat sebesar 100,95 turun sebesar 0,29% (mtm) yang terjadi pada subsektor perikanan tangkap dan budidaya.
Berlanjut ke isu strategis, Tunas Agung menyampaikan perkembangan penyaluran KUR dan UMi Provinsi Maluku Utara. Per Februari 2024, penyaluran KUR dan UMi mengalami lonjakan yang cukup signifikan dengan realisasi KUR Rp 96,09 miliar untuk 1.318 debitur dan tumbuh Rp 88,72 miliar (yoy) dan realisasi UMi sebesar Rp 489,44 juta untuk 90 debitur.
Dalam rangka pengembangan ekonomi daerah, Kepala Kanwil DJPb Provinsi Maluku Utara turut menyampaikan terkait potensi pengembangan sabut kelapa di Provinsi Maluku Utara.
Sebagaimana yang diketahui, pohon kelapa memiliki segudang manfaat, salah satunya sabut kelapa yang bisa diolah dan diurai menjadi bahan bakar energi terbarukan. Salah satu contoh nyata pemanfaatan sabut kelapa ini telah dilakukan oleh PT Dewa Agricoco Indonesia (Dewacoco) berhasil mengubah limbah sabut kelapa menjadi bahan bakar energi terbarukan atau biomassa limbah sabut kelapa.
Pasalnya baru-baru ini, Dewacoco baru saja meresmikan pengoperasian pabrik Dewacoco di lahan seluas 58 hektare di antara perkebunan kelapa Desa Goal, Sahu Timur, Halmahera Barat.
“Perlunya penyediaan bahan bakar nabati dengan permintaan pasar dunia untuk kelapa dan produk turunannya yang terus meningkat menjadi sebuah potensi bagi Maluku Utara sebagai salah satu dari 5 Provinsi penghasil terbesar kelapa di Indonesia (BPS, 2021),” ungkapnya.
“Dengan diolahnya sabut kelapa sebagai biomasa, diharapkan dapat bermanfaat untuk
masyarakat setempat guna memacu energi berkelanjutan dan membangun kesadaran bersama tentang perbaikan lingkungan. Tak hanya bahan bakar biomassa, terdapat pula potensi pengolahan kelapa dalam bentuk kopra kering, Virgin Coconut Oil (VCO), Crude Coconut Oil (CCO), Coconut Paring Oil, Charcoal, Desicated, tepung,” lanjutnya.
Tinggalkan Balasan