Syafei pun mengakui bahwa pelayanan air minum khususnya di Kota Ternate saat ini belum maksimal. Berdasarkan data BPKP pada pemeriksaan tahun 2022 akhir, persentase pelayanan air minum Kota Ternate belum mencapai 60 persen, hanya sekitar 58 persen. Sementara target secara nasional itu harus 100 persen pelayanan air minum pada masyarakat.

 

Beruntung, ada penambahan beberapa sumur baru yang dibangun Balai Wilayah Sungai (BWS) Provinsi Maluku Utara dan telah dilakukan penyerahan ke PAM Ake Gaale beberapa bulan lalu, seperti pusat operasi di Kelurahan Fitu.

 

“Dengan penambahan satu buah sumur kita coba bangun tiga bulan yang lalu di Fitu karena kita menghasilkan sekitar 25 liter perdetik dan dalam tanda petik, khususnya di bagian selatan itu kita menganggap sudah ada sedikit kelebihan produksi,” kata dia.

 

Saat ini, pihaknya pun memanfaatkan dan memperbaiki jaringan distribusi utama yang dibangun BWS pada 10 tahun lalu, namun belum termanfaatkan. Jaringan distribusi tersebut ditargetkan pada Maret 2024 ini akan dikoneksikan melewati jalur arah jalan belakang menuju kampus Unkhair Ternate hingga ke Kelurahan Jambula dan Foramadiahi.

 

“Kalau misalnya wilayah itu bisa terlayani semuanya, itu bisa menambah kurang lebih di atas 1.000 bahkan catatan dari kepala bagian distribusi bisa sampai 1.200-1.300 tambahan pelanggan baru dalam arti kita berhasil mengembangkan peningkatan pelayanan kepada masyarakat,” timpal dia.

 

Syafei bilang, dalam meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dari data yang masih 58 persen itu maka dibutuhkan investasi yang sangat besar. Untuk itu pula, selain investasi yang digelontorkan sendiri, PAM Ake Gaale selaku perusahaan operator pun masih membutuhkan dukungan dari pemerintah, baik Pemkot Ternate melalui Dinas PUPR maupun dari pihak Balai Kementerian PUPR untuk membangun jaringan-jaringan berskala lebih besar.