Bagi penulis, Ko Ama meski jauh lebih senior dari sisi usia juga dalam profesinya, namun dia dapat membaur dengan generasi di bawahnya. Setiap mengobrol bersama, Ko Ama selalu menyesuaikan dengan topik yang dibahas. Terkadang kami begitu serius jika membahas persoalan kemaslahatan orang banyak, kadang dibumbui canda untuk sekadar mencairkan suasana.
Belakangan sebelum akhirnya berpulang ke rahmatullah, Ko Ama jarang sekali ditemui di Pengadilan Negeri Ternate untuk beracara. Selain karena sibuk mengurus studi S3, sosok pengacara yang lebih senang menyebut dirinya sebagai penasehat hukum ini juga berjuang melawan sakit yang dideritanya.
Ko Ama mungkin telah tutup usia, meninggalkan kita yang entah kapan menyusul. Namun semangatnya menegakkan hukum yang adil bagi pencari keadilan, dan pesan-pesannya tentang kebaikan akan selalu kami ingat.
Semoga almarhum khusnul khotimah, dan Allah SWT menerima semua amal kebaikannya serta mengampuni dosa dan kekhilafannya semasa hidup. Aamiin. (*)
Tinggalkan Balasan