Ia juga mengapresiasi salah satu kabupaten terjauh di Maluku Utara, yakni Pulau Taliabu, yang berhasil menurunkan angka prevalensi balita stunting sebesar 8,8 persen dari 32,5 persen di tahun 2021 menjadi 23,7 persen di tahun 2022.
BKKBN Maluku Utara juga sedang menunggu hasil pengukuran penurunan angka prevalensi stunting untuk tahun 2023 melalui Survei Kesehatan Indonesia (SKI). Harapannya di tahun 2023 kabupaten/kota di Maluku Utara penurunannya signifikan, sehingga untuk menurunkan prevalensi stunting tahun 2024 tidak begitu ekstra dalam mengeroyoknya.
Tak lupa pada kesempatan itu, Ari juga menyampaikan terkait pengelolaan dana BOKB yang diperhatikan bukan hanya penyerapannya saja, tetapi realisasinya juga dimaksimalkan dalam rangka Percepatan Penurunan Stunting.
Tinggalkan Balasan