Tandaseru — Suatu hari pada Oktober 1858 di Pulau Bacan, naturalis Inggris Alfred Russel Wallace melihat kupu-kupu hitam dengan titik putih dan kuning berukuran besar. Kupu-kupu betina tersebut, Bird-winged Butterfly atau Wallace’s Golden Birdwing Butterfly (Ornithoptera croesus), tak berhasil ditangkapnya. Terbangnya terlalu tinggi.

Wallace begitu penasaran dengan spesies satu ini. Ia menginginkannya untuk melengkapi koleksi spesimennya, lengkap dengan jantannya.
Namun hingga dua bulan berdiam di Bacan, Wallace tak kunjung berhasil menangkap hewan itu. Mulai putus asa, ia tampaknya harus menerima keyakinan kupu-kupu itu jenis langka dan liar.

Hingga pada awal Januari 1859, ia menemukan pohon dengan dedaunan rindang dan bunga putih dan kuning. Pohon Mussaenda. Di sekitar pohon itu, kupu-kupu idaman Wallace tampak terbang melayang.

Wallace’s Golden Birdwing Butterfly betina. (Tandaseru/Ika Fuji Rahayu)

Wallace baru berhasil menangkap seekor Bird-winged Butterfly betina keesokan harinya di pohon yang sama, dan seekor pejantan lusanya.

Penemuan kupu-kupu ini dituliskan Wallace dalam bukunya, The Malay Archipelago (1869). Di buku itu, ia menjelaskan kekagumannya pada spesies tersebut: “Spesimen jantan memiliki lebar sayap lebih dari 7 inci, berwarna hitam beludru dan oranye menyala. Keindahan dan kecemerlangan serangga ini tak terlukiskan, dan tak seorang pun kecuali seorang naturalis yang dapat memahami kegembiraan luar biasa yang saya alami ketika akhirnya menangkapnya. Saat mengeluarkannya dari jaring dan membuka sayapnya, jantung saya mulai berdetak kencang, darah mengalir deras ke kepala, dan merasa lebih ingin pingsan dibandingkan ketika saya takut akan kematian yang akan segera terjadi. Saya mengalami sakit kepala sepanjang hari, begitu besarnya kegembiraan yang dihasilkan oleh apa yang bagi kebanyakan orang tampaknya merupakan penyebab yang biasa saja”.

Kupu-kupu ini membuat Wallace memilih tinggal lebih lama di Pulau Bacan. Ia membuat sebuah bangku kecil di bawah pohon dekat Mussaenda, mendatanginya tiap hari, dan memantau kedatangan Golden Birdwing Butterfly sembari melahap makan siangnya.

Blue Papilio Ulysses di kebun kupu-kupu Alisi Yende. (Tandaseru/Ika Fuji Rahayu)

Wallace pun meminta salah satu pekerjanya, Lahi, mencarikan spesimen kupu-kupu tersebut untuknya. Ketika meninggalkan Bacan, Wallace berhasil membawa masing-masing-masing-masing lebih dari seratus spesimen Golden Birdwing Butterfly jantan dan betina.