“Karena tadi, dengan pertambangan yang ada ini lahan segala hal habis. Jadi kembali ke pemanfaatan pekarangan rumah,” ucapnya.

 

Mengenai perhatian perusahaan tambang nikel terhadap persoalan stunting, menurut Sitinur sebenarnya perusahaan seperti PT Aneka Tambang selalu memberikan respon bila ada desa yang mengajukan permohonan bantuan melalui proposal.

 

Bahkan ada kelompok tani yang disponsori PT Aneka Tambang seperti di Desa Gao. Selain PT Aneka Tambang, ada juga perusahaan tambang lainnya seperti PT Nusa Karya Arindo dan PT Sumber Daya Arindo yang menyalurkan bantuan paket sembako kepada masyarakat setiap Idul Fitri dan Natal.

 

“Jadi proposalnya dari saya terus Antam yang berikan. Alhamdulillah kemarin saya dapat dari Antam ada beberapa perusahaan itu, ada NKA ada dari SDA itu ada sekitar 1.025 bingkisan sembako,” kata dia.

 

Sitinur yang juga berprofesi sebagai bidan pun beranggapan bahwa kasus stunting tidak juga dikarenakan faktor kemiskinan di masyarakat. Sebab ada juga kasus stunting dialami oleh keluarga aparatur sipil negara (ASN).

 

“Untuk itu kita harus banyak sosialisasi, karena dengan adanya tambang ini masyarakat kita yah sekarang ini selalu suka yang siap saji, memilih yang lebih instan, itu berpengaruh sekali kalau menurut saya,” cetus dia.

 

Tambang Klaim Beri Perhatian

Menonjolnya persentase kemiskinan dan stunting di wilayah lingkar tambang diklaim telah mendapat perhatian dari sejumlah perusahaan tambang.

 

Perwakilan Eksternal Relation PT. Antam Tbk, Nasrudin D. Majirung mengatakan, beberapa bulan lalu pihaknya menggelar program kolaborasi bersama ahli Pergizi Maluku Utara dalam hal menurunkan angka stunting dengan memberikan pelatihan pemanfaatan pangan lokal menjadi makanan bergizi.