“Daerah dengan sumber daya alam melimpah ini kita tidak begitu cepat mengalami perubahan karena masih banyak mengalami keterbatasan yang dimiliki. Tetapi demikian, semangat menumbuhkan para cendekiawan tetap dilakukan karena arah jauh lebih penting daripada kecepatan,” terangnya.
“Artinya, walaupun perlahan tapi arah untuk melahirkan pemikir-pemikir dan beradab menjadi jalan juang kami. Salah satu instrumen adalah kegiatan ICMI. Kami berharap semoga dengan pelaksanaan ini akan melahirkan pemikiran kritis dan seluruh untuk kemajuan Maluku Utara lebih baik. Kami juga berharap dengan tema ini sehingga dapat dijadikan pijak kedepan,” tandas Abdul Kadir.
Terpisah, Ketua MPP ICMI menjelaskan, ICMI memiliki program yang diinisiasi ICMI Maluku Utara yakni Annual Meeting yang merupakan semacam konvensi.
“Yang nanti akan kita lakukan program nasional. Ini adalah program di mana anggota ICMI se-Indonesia berpikir tentang isu pembangunan di antaranya pangan, energi, lingkungan dan isu lain sebagai bentuk kontribusi pemikiran ICMI untuk perbaikan Indonesia. Hari ini kita bicara pangan di Indonesia sangat sensitif karena perubahan iklim dan faktor geopolitik sangat berpengaruh pada kondisi pangan,” jabarnya.
Ia bilang, negara-negara sekarang menahan ekspor pangan. Alhasil, jika Indonesia tidak menegaskan mandiri pangan maka jangka panjang akan berbahaya.
“Oleh karena itu, Indonesia fokus betul pangan biar diatasi, karena itu dilakukan kolaborasi,” tandas Arif.
Tinggalkan Balasan