Usman memang sosok yang mau belajar. Ia selalu menerima tantangan apapun. Padahal latar keluarganya biasa saja. Lahir di Orimakurunga 50 tahun lalu, ia menyelesaikan sekolah hingga SMP di kampungnya. Setelah itu, ia datang ke Ternate. Bersekolah sambil bekerja. Sempat jadi buruh pelabuhan, Usman kemudian banting setir jadi jurnalis saat reformasi membuka keran kebebasan pers.

Dunia jurnalisme ditapaki dengan menjadi kontributor salah satu stasiun TV swasta nasional. Selepas itu, ia mendirikan media sendiri. Jejaknya di dunia jurnalistik menyisakan banyak cerita tentang kebaikan. Ia konsisten bekerja tanpa jeda. Kegigihannya jadi pedestal untuk sukses.

Awal tahun 2000an, saat Maluku Utara masih dibakar bara konflik, saya dan Usman terpilih jadi bagian dari tim sepak bola Maluku Utara. Kami berangkat dengan kapal laut ke Kalimantan untuk mengikuti Pekan Olahraga Wartawan Nasional. Posturnya yang tinggi dengan skill bola mumpuni membuat posisi penyerang utama jadi miliknya. Sayang, langkah kami terhenti di perempat final. Sepulang dari sana, kami masih sering bertemu saat liputan berita. Sesekali masih main bola bersama.

Ia memang gemar bermain bola. Tiap ada kesempatan pasti ia bergabung. Bahkan saat sudah jadi orang nomor satu di Halmahera Selatan. Kerendahan hati dan sikapnya yang selalu membantu sesama jurnalis adalah penanda yang selalu diingat. Ia juga selalu hadir di banyak kegiatan warganya. Senyum yang tulus jadi penghangat.

Bulan Mei kemarin, saya ke Bacan. Begitu dapat informasi, i meminta saya ke rumah dinasnya. Saya datang selepas Isya. Tapi banyak tamu. Ajudannya meminta saya kembali karena sepertinya Bupati tak punya waktu. Saya pulang dan mencari makan. Saat makan belum selesai, telepon Kabid Pariwisata yang menemani saya berdering kencang. Ia diminta Bupati untuk mengantar saya ke rumah. “Pak Bupati marah besar saat tahu abang datang tapi tak diizinkan bertemu,” kata Julistiny Redjeb.

Sudah lewat tengah malam saat saya kembali ke rumah dinas. Usman menunggu saya di gazebo. Kami kemudian bertukar banyak cerita. Tepatnya, saya lebih banyak mendengar. Usman mengungkapkan caranya mengontrol pengelolaan keuangan. Semuanya lewat akun di smartphone yang terkoneksi dengan semua SKPD. Ia tahu saldo keuangan, untuk apa digunakan dan bagaimana pertanggungjawabannya. Jika ada potensi penyimpangan, ia akan memblokir akses keuangan. Ini bagian dari smart governance.