Karib saya berseloroh, di komunitas awam apalagi di pelosok yang punya akses pengetahuan yang terbatas, cukup bermodal bisa menghafal sedikit potongan firman Tuhan, meski itu diambil dari Google, plus sedikit keberanian mau menyampaikannya di jamaah masjid, dijamin anda tidak kelaparan. Minimal makan malam anda saat itu tersedia dengan aneka menu, karena itulah potret kebanyakan kita hari ini.
Saat sedang “finishing” catatan pendek ini, seorang senior menelpon dari Jakarta, memberi informasi disertai menyebut beberapa fakta dan sumber rujukan, bahwa etnik melayu saat ini sedang jadi objek perang proxy. Isu ini dibahas serius oleh lembaga tertentu yang bertugas melindungi kepentingan nasional dengan kajian strategis. Itu poin isu dari apa yang disinyalir Mahathir, yang viral itu.
Lepas dari apa yang disinyalir datuk Mahathir tadi, mari kita berubah demi martabat dan harga diri. Wallahu’alam. (*)
Tinggalkan Balasan