Setelah panen, rumput laut langsung dibawa ke daratan untuk proses penjemuran. Warga memanfaatkan lahan kosong di pulau untuk menjemur rumput laut selama kurang lebih 3 hari.

Rumput laut kering pun siap dijual ke tengkulak yang ada di desa. Rumput laut dari Pulau Galo-Galo seluruhnya akan dijual lagi ke Surabaya, Jawa Timur.

“Kalau terik matahari bagus, 3 hari sudah kering. Setelah itu kita jual karena kebetulan di Galo-galo sudah ada pembelinya. Perkilogram Rp 14 ribu,” akunya.

Kalau pembudidayaan rutin kata dia, maka hasil pun memuaskan. Meski begitu, tak jarang pula rumput laut terserang penyakit. Tanda-tandanya seperti ada bercak warna putih di gagang rumput laut.

“Kadang kita bisa dapat sampai 500 kilogram, kalau ada hambatan hasilnya kita cuma dapat 200 kilogram, tapi kadang warga lain bisa dapat sampai 2 ton,” ungkap dia.

Udin bersama warga Galo-Galo sangat bersyukur dengan kekayaan potensi alam yang mereka kelola ini.