“Kami bisa membantu caleg untuk bisa tahu apa masalahnya di daerah pemilihan (dapil) tersebut, apa saja profil demografi calon pemilihnya, daerah mana saja dia punya potensi menang atau mendapatkan suara. Dengan demikian kita bisa mengefektifkan kampanye, kita bisa membuat kampanye lebih microtargeting tepat sasaran sesuai dengan presentasi caleg,” ucapnya.
“Pada saat kami memaparkan ini ke depan partai-partai dan caleg-caleg. Mereka bisa
menghemat dana kampanye sekitar 30-40 persen,” Luky menambahkan.
Sementara itu, Davyn Sudirdjo selaku Founder Masa AI menjelaskan, bidang pendidikan sangat membutuhkan teknologi AI untuk meningkatkan SDM. Ini selaras dengan komitmen Presiden Joko Widodo yang ingin ekonomi Indonesia naik ke nomor 4 dunia.
“Pendidikan itu membuka pikiran kita, membuat kita lebih percaya diri bahwa kita bisa mengerjakan apa saja yang kita mau. Kemudian untuk mencapai target ekonomi tersebut, yang paling penting adalah tulang punggungnya yakni sumber daya manusia,” kata Davyn.
Menurut dia, jika SDM di Indonesia pendidikannya sangat tinggi, maka kualitasnya juga akan meningkat. Sehingga, lanjut Davyn, ekonomi juga akan berkembang. Oleh karena itu, Davyn melalui Masa.id menargetkan edukasi dan pengetahuan sebagai awal
untuk mendiagnosa kemampuan dan kelemahan murid, mulai dari memprediksi nilai TOEFL atau tes apapun yang akan mereka lakukan.
“Setelah kita mempunyai prediksi-prediksi tersebut, kita memakai statistik tersebut untuk men-generate menggunakan beberapa generate model AI berbeda,” ucapnya.
Tinggalkan Balasan