Tandaseru — Permasalahan sampah masih menjadi salah satu pekerjaan rumah untuk Kota Ternate, Provinsi Maluku Utara. 70 persen sampah yang dihasilkan di Kota Ternate adalah sampah organik.
Kabid Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup Kota Ternate Syarif Tjan menyatakan, dalam sehari Kota Ternate menghasilkan sampah organik sebanyak 80 ton. Angka ini diprediksi mengalami peningkatan setiap tahunnya.
“Selama ini sampah organik masih dibuang begitu saja ke TPA tanpa diolah, jadi kita harus berinovasi melakukan pengurangan (reduksi) sampah organik sebelum dibuang ke TPA Takome. Salah satu upaya reduksi yang saat ini coba dilakukan DLH Kota Ternate yaitu dengan menggunakan bantuan lalat BSF (Black Soldier Fly) atau yang umum dikenal dengan maggot,” kata Syarif, Senin (31/7).
Ia memaparkan, sampah organik biasanya mudah membusuk dan harus segera dialihkan dari sumbernya sebelum menimbulkan bau dan masalah sanitasi. Sehari saja tidak diangkut pasti mengganggu masyarakat.
“Dengan memanfaatkan maggot, sampah organik bisa direduksi dari sumbernya, jadi tidak perlu diangkut lagi ke TPA. Banyak efek ekonomi dari diterapkannya reduksi sampah menggunakan bantuan maggot. Anggaran minyak BBM bisa dikurangi, juga nilai ekonomis akan didapatkan masyarakat,” terang Syarif.
Tinggalkan Balasan