Lalu ada tiga fantastica, Zamroni, Boateng Prince dan Abdu Lestaluhu. Abdu telah membuktikan kapasitasnya saat laga semifinal. Pergerakannya sangat cair. Penguasaan bola dan visi bermainnya mumpuni. Lihat bagaimana Ia menyelip saat Silvio berduel dan menguasai bola dengan eksekusi mematikan ke gawang Poram. BWS juga punya senjata lain di diri Boateng Prince.
Di depan, duet Silvio Escobar dan Hajrin Salasa jadi tumpuan utama. Silvio menurut saya adalah pemain paling berpengaruh di tubuh BWS. Ia tak hanya pintar mengekploitasi pertahanan lawan dengan pengambilan posisi yang selalu tepat, tetapi juga eksekutor yang handal. Secara personal, Silvio punya motivasi ganda untuk menyabet gelar top skor. Ia butuh gol. Yang bikin istimewa, Silvio juga tembok pemantul yang sangat baik. Saat menang duel udara, bola tandukannya selalu jadi ancaman karena jatuh di ruang yang kosong di daerah pertahanan lawan.
Dalam beberapa pertandingan, jika lini tengah BWS gagal menyuplai bola ke depan karena dipressing ketat maka BWS cenderung memainkan long passing. Jenar, Zana dan Andri punya long passing yang akurat. Targetnya selalu di Silvio. Penyerang mualaf ini kemudian membagi bola ke rekannya yang datang dari lini kedua. Dalam situasi ini, bek lawan umumnya tak memiliki respons yang cepat. Di situlah peluang goo sangat terbuka. Beberapa gol BWS lahir dari skema ini.
Karena itu, saya meyakini Choach Ikram sudah punya opsi untuk meredam pola bermain seperti ini. Salah satu caranya adalah bermain dengan garis pertahanan tinggi. Pemain depan bertugas menekan di daerah permainan lawan saat mereka menguasai bola. Jangan biarkan bek lawan melakukan long passing ke Silvio. Bagaimana dengan BWS, Choach Chandra tentu punya alternatif strategi untuk membongkar pertahanan Belajangi. Mengoptimalkan kerja Zamroni, Boateng dan Abdu sebagai second line yang agresif adalah pilihan. Abdu dan Boateng diberi kebebasan untuk ikut menyerang. Zamroni sedikit menahan diri dan Maku diberi tugas untuk mengcover setiap inci lini tengah.
Patut diingat, gelandang Belajangi juga terbilang liar dan berkualitas. Karena masih berusia muda, mobilitas mereka di atas rata-rata. Mereka juga telah mencetak gol. Artinya, aliran serangan yang berbahaya bisa datang dari mana saja. Menurut saya, perang di lini tengah juga jadi penentu jalannya laga. Akan sangat menarik melihat statistik head to head antara Abdu dan Rafly, Zamroni atau Boateng dengan Delan dan pertunjukan dua gelandang bertahan Maku dan Riki.
Coach Chandra bisa saja memainkan tiga bek dan menambah pemain di tengah untuk menguasai lini vital ini. Maku, Boateng, Zamroni dan Abdu bermain di posisi yang sama. Jika ini terjadi maka Coach Ikram kudu waspada.
Tinggalkan Balasan