Di lini tengah – lini paling menarik yang dimiliki Poram – El Capitano Ichlasul Qadri jadi leader bersama Firman Djafar dan Aprianto Nurdin. Setelah Apri cedera, Coach Sahjuan Doa memainkan fullback kanan Iswandi Andar di posisi gelandang bertahan. Sore nanti, dalam laga penentuan dan menghitung potensi serangan BWS yang juga berbahaya, saya menduga Iswandi akan kembali bermain di posisi aslinya. Chairik Arabensia sangat mungkin dimainkan Coach Sahjuan untuk melengkapi trio lini tengahnya.
Di lini ini, siapapun pelatih tim lawan rasanya wajib menghitung agresifitas gelandang serang Firman Djafar. Anak muda ini terus berkembang dan kian pintar memanfaatkan peluang. Ia sudah bikin tiga gol. Catatan yang sangat impresif karena posisinya di lini tengah. Free kicknya akurat dan mematikan.
Kombinasinya bersama Ichlasul menurut saya jadi duet terbaik selama turnamen. Yang belum terlihat adalah gol dari sang Kapten yang musim ini akan merumput bersama tim Liga 2 Malut United FC. Padahal As punya cannon ball dari jarak jauh yang juga akurat dan mematikan. Ia juga suka muncul dari second line dan mengkreasi gol.

Perang di lini tengah dipastikan berlangsung seru karena BWS Maluku Utara punya barisan gelandang yang mumpuni. Sejauh yang saya amati, Coach Chanda selalu memainkan skema 3-4-3-1 – modifikasi dari skema 4-4-2 diamond yang cerdas karena adaptif saat menyerang dan bertahan. Di lini tengah, empat pemain kunci selalu jadi milik Kapten Zamroni, Boateng Prince, Maskur Idris dan Abdu Lestaluhu.
Zamroni dan Abdu punya jam terbang tinggi di liga level atas. Kombinasi keduanya terbilang apik. Serangan BWS selalu bermula dari mereka. Sedangkan Maskur yang saya kenal sejak Pra PON Jawa Barat adalah gelandang angkut air yang selalu bermain keras memutus alur serangan lawan. Ia salah satu gelandang bertahan terbaik yang pernah saya kenal.
Ada satu pemain yang kudu diwaspadai Poram. Namanya Boateng Prince. Ia gelandang pekerja yang diberi kebebasan bermain oleh Choach Chandra. Perannya sangat vital. Saat BWS tertekan, Ia turun membantu pertahanan. Tapi saat build up serangan dimulai, Boateng naik cepat dan memasuki karena enam belas meter. Kemunculannya dari lini kedua mengejutkan. Akurasi tendangan kerasnya sangat terarah. Feeling golnya juga baik. Ia sebagaimana Firman di kubu Poram juga sudah bikin tiga gol saat BWS mengalahkan Rumania, Ridho Pratama dan Ome Putera.
Tinggalkan Balasan