Sampai sejauh ini, menurut pengamatan Jeje, para turis yang berkunjung selain tamu domestik adalah turis Australia, Spanyol dan lain-lain. Maklum, kampungnya itu merupakan salah satu kampung tertua di Tidore sehingga masyarakat masih mempertahankan adat istiadat baik dalam interaksi sesama manusia maupun dengan alam lingkungan sekitar.

“Sehingga dengan cara inilah alam menjadi terlestari dan manusianya hidup aman dan damai. Para wisatawan yang berkunjung ke Kalaodi tidak hanya sekejap melainkan ada yang menginap untuk beberapa hari meskipun belum tersedianya home stay. Biasanya para tamu menginap di rumah warga yang dikenal karena hubungan pertemanan, keluarga atau kekerabatan,” tutur Jeje, Selasa (23/5).

Sebagai sosok milenial yang aktif di dunia digital maka Jeje pun bergiat bersama pemuda sekampungnya untuk menjadikan Kalaodi sebagai salah satu destinasi baru di Kota Tidore Kepulauan. Melalui kolaborasi sesama pemuda, pemilik nama asli Sukardi Baguna ini ditugaskan khusus mempromosikan potensi alam dan budaya serta masyarakat Kalaodi ke dunia luar melalui platform digital miliknya.

Mereka secara swadaya bekerja dengan pembagian tugas masing-masing melalui lembaga kepemudaan setempat yang di dalamnya terdiri atas pemuda, pelajar dan mahasiswa Kalaodi itu sendiri. Dengan kerja keras bersama pemuda setempat, kini Kalaodi telah ramai dikunjungi. Kegiatan yang lazim dilakukan oleh para pecinta alam seperti camping pun turut dilakukan oleh para pengunjung yang memilih bermalam.

Meskipun berbagai upaya masih bersifat swadaya namun mereka mampu menggelar Festival Buku se Dou dan Festival Paca Goya yaitu semacam ungkapan syukuran kepada Sang Pncipta atas keberkahan yang dirasakan penduduk.

Kebiasaan untuk membuat konten pada akun Instagram yang dimulai sejak tahun 2019 dan akun Tiktok-nya sejak tahun lalu merupakan sebuah keresahan yang bergejolak dalam diri Jeje Kalaodi. Ia merasa penting untuk lebih giat mempromosikan kebudayaan dan sejarah serta keindahan alam Kalaodi agar lebih dikenal dan diketahui masyarakat luas. Hal inilah yang menjadi alasan utama yang mendorong Jeje Kalaodi lebih gencar mewujudkannya.