“Untuk APBD, pendapatan APBD masih didominasi oleh pendapatan transfer, sementara realisasi belanja APBD masih perlu ditingkatkan karena masih hanya di angka 89,08% dari pagu,” jabarnya.

Lebih rinci, pendapatan APBD tahun 2022 terealisasi sebesar Rp11,29 Triliun (86,83% dari target), menurun sebesar 7,70% dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Jika dibandingkan secara kontribusinya, porsi PAD terhadap total pendapatan daerah sebesar 10,13%, sedangkan porsi TKDD terhadap pendapatan daerah sebesar 89,47%.

Dengan angka porsi PAD tersebut, dapat disimpulkan bahwa Maluku Utara masih sangat bergantung pada pendapatan transfer dari Pemerintah Pusat, sehingga kemandirian fiskal Maluku Utara masih sangat rendah.

Dari sisi belanja APBD, hingga akhir tahun 2022 belanja terealisasi sebesar Rp12,57% (89,08% dari pagu) dan didominasi oleh belanja pegawai dan belanja barang. Pada tahun 2022, terjadi kenaikan realisasi sebesar 4,27%.

“Kenaikan realisasi belanja, salah satunya belanja barang diindikasikan dapat terjadi karena adanya optimalisasi belanja barang dan jasa untuk mendukung peningkatan
layanan publik dan sektor-sektor prioritas. Terjadi pula pertumbuhan pada belanja modal yang disebabkan karena pengadaan alat-alat di bidang kesehatan dan kebutuhan TIK di bidang pendidikan,” bebernya.

Untuk sektor unggulan dan sektor potensial tahun 2022, berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan bahwa sektor industri pengolahan dan sektor pertambangan menjadi sektor unggulan tahun 2022. Sementara itu, sektor pertanian dan perdagangan menjadi sektor potensial. Sektor industri pengolahan dan sektor pertambangan yang menjadi sektor unggulan, didukung pula oleh sumbangsihnya terhadap PDRB serta pertumbuhannya yang sangat pesat dengan jumlah tenaga kerja yang kian banyak.

“Di sektor potensial sendiri, pemilihan kedua sektor yaitu sektor pertanian dan sektor perdagangan disebabkan karena sektor pertanian menjadi backbone perekonomian Maluku Utara yang turut memberikan sumbangan PDRB Maluku Utara yang cukup besar serta menjadi sektor dengan jumlah tenaga kerja terbanyak. Sementara sektor perdagangan sendiri memiliki potensi yang besar, terbukti dengan penyaluran KUR yang didominasi oleh sektor perdagangan,” pungkasnya.