Rangkaian acara peringatan HJT ke-915 tersebut dikemas dalam bentuk malam Perjamuan Masyarakat Pegunungan yang  diawali dengan Prosesi Ritual Adat Ake Dango (Air Bambu). Prosesi ini merupakan ritual pertemuan lima marga untuk mengantarkan air menggunakan Rau yang telah diambil dari puncak gunung untuk dipersatukan dalam Bambu (Dango).

Air yang disatukan dalam bambu (Ake Dango) selanjutnya didiamkan semalam di lapangan Sonine Gurua dan dijaga oleh perwakilan Lima Marga yang bersenjatakan parang dan salawaku. Penjagaan ini dilakukan demi keamanan agar Ake Dango tidak mendapat gangguan sampai besok paginya.

Ake Dango selanjutnya akan diantarkan menuju ke kadaton Kesultanan Tidore pada Selasa (11/4) pagi dan dilanjutkan dengan ritual ratib Haddad Firaj pada malam harinya usai salat Tarawih. Prosesi Raro Ake Dango ini juga diiringi dengan tarian salonde, tarian khas sanggar seni Rau Gabi Kelurahan Gurabunga.

Pembacaan doa dalam ritual Ake Dango. (Istimewa)

Turut hadir dalam kesempatan ini, Plt Asisten Sekda Bidang Administrasi Umum Rudi Ipaenin, Dandim 1505/Tidore, Wakapolresta Tidore, serta pimpinan OPD terkait di lingkup Pemerintah Kota Tidore Kepulauan.