Oleh: Ilham Djufri

________

PENGETAHUAN merupakan basis utama artificial intelligence (kecerdasan buatan) untuk manajemen pengetahuan dalam perkembangan IPTEK. Sehingga kecerdasan buatan dapat diimplementasikan untuk proyek pembangunan sistem yang memanfaatkan kecerdasan intelektual manusia seperti kemampuan berpikir, menemukan makna, hingga belajar dari masa lalu (QS. Al-Imran; 190-191). Sehingga hipotesisnya kecerdasan buatan atau artificial intelligence merupakan sebuah sistem yang dirancang oleh manusia yang dapat bekerja menirukan perilaku manusia.

Kenyataannya, banyak sekali manfaat dalam menggunakan kecerdasan buatan untuk membantu kita dalam melakukan pekerjaan. Namun bagaimana Islam berpendapat terhadap kecerdasan buatan ini?

Menurut Professor Dr. Mohd. Zakree Ahmad Nazri dari Universiti Kebangsaan Malaysia, istilah kecerdasan buatan ini terdiri dari dua kata yaitu: kecerdasan dan buatan. Kecerdasan bermaksud hal yang berkaitan dengan kepintaran, kecerdikan dan kebijaksanaan. Sedangkan buatan (artificial) bermaksud tiruan, sesuatu bukan alami atau tiruan.

Artificial intelligence (kecerdasan buatan) merupakan ilmu dan teknik yang basis pengetahuannya pada metode komputer untuk memprogram suatu aplikasi dan mesin cerdas dengan meniru kepintaran manusia atau menurut Professor Dr. Mohd. Zakree Ahmad Nazri merupakan sunnatullah yang memelihara dan mengatur seluruh alam dan isinya yang ada di darat, laut dan udara.

Ahli ilmu komputer berusaha berinovasi dengan menciptakan mesin yang dapat melihat, mendengar, berbicara, berpikir, berhitung, berjalan, berlari, mencari dan segala kemampuan manusia, kecuali mempunyai emosi, berintuisi, berkreasi dan lain-lain yang begitu subjektif.