“Alasan (sebenarnya) tidak mau masuk kantor saya juga tidak tahu. Jadi yang datang di kantor desa itu hanya sekitar dua orang hampir setiap hari,” akunya.

“Kemudian masuk di bulan Juni 2022 itu baru saya panggil mereka semua. Jadi saat itu saya bilang, karena mereka sudah tidak masuk-masuk kantor sehingga saya kasih SP2 semua,” tambah Valentino.

Bahkan para staf desa saat itu, sambungnya, dengan sendirinya meminta pemberhentian dilakukan tidak perlu menggunakan Surat Peringatan (SP).

Atas permintaan itu, Valentino langsung membuat Berita Acara pemberhentian sejumlah staf itu.

“Mereka bilang tidak usah bikin surat SP, jadi langsung bikin pembubaran staf supaya Pak Kades ganti staf baru sudah. Jadi mereka yang minta ganti dan mereka setuju,” ungkapnya.