“Bisa sekali, karena dia bergerak dalam persoalan literasi. Princess Fatimah, juga secara langsung maupun tidak, terlibat dalam penerbitan Medan Prijaji mendampingi suaminya,” jelas Irfan kepada tandaseru.com, Jumat (17/2).
Irfan bilang, sekalipun perlawanan Fatimah terhadap penjajahan tidak dalam bentuk perang fisik, ia memiliki peran besar memerdekakan orang Indonesia dalam persoalan berpikir atau melawan penjajah dengan kesadaran literasi.
“Hanya saja bila mau diusulkan pemda terkait harus kerja serius. Tidak mudah memang, apalagi tokoh tersebut datanya banyak di Jawa,” jelasnya.
Ia menambahkan, sejauh ini belum ada usulan Boki Fatimah sebagai calon pahlawan nasional. Namun Irfan mengaku bersedia jika dilibatkan dalam pengusulannya.
“Pengusulan itu wewenang pemda. Kami pada dasarnya siap mendampingi jika dilibatkan dalam pengusulan,” tandasnya.
Tinggalkan Balasan