“Jadi yang kami jual ke masyarakat yaitu misalnya nelayan memberikan dengan harga Rp 10 ribu, maka kami jual ke masyarakat dengan harga Rp 11 ribu per kilo, dengan cara kita buat pasar murah keliling. Di mana sampai ke titik-titik desa yang risiko stunting tinggi kita jual murah di situ,” papar Yoppy.
Ia menambahkan, langkah antisipasi tingkat konsumsi ikan untuk masyarakat per kapita dilihat dari jangkauan laut dan pasar ikan. Misalnya di beberapa desa seperti Nakamura, Falila dan Aha yang tidak ada pasar ikannya.
“Tiga desa itu kan desa-desa yang tidak ada pasar ikan, memang pasar ikan keliling masuk tapi dengan harga yang mahal. Sehingga dengan hal tersebut, pemerintah dalam hal ini DKP mengambil langkah untuk membuat program pengantaran ikan ke desa-desa yang bukan termasuk desa nelayan,” cetusnya.
“Mudah-mudahan dengan program pengantaran ikan ini bisa berjalan dengan baik ke depan, karena apa yang pemerintah lakukan ada punya nilai ibadah juga,” tandas Yoppy.
Tinggalkan Balasan