“Kita menyiapkan bukan cuman panel atau infografis tetapi buku-buku asli yang saya belanja langsung di Belanda dan juga hasil riset dengan lembaga mitra saya baik dalam negeri dan luar negeri,” terang Rinto.
“Jika kaitan dengan Wallace, Benteng Oranje dan sejarah Ternate ini sangat erat. Karena bicara Wallace sudah dipastikan pemukiman atau rumah tinggal di dekat Benteng Malayo atau milik Portugis, kemudian berubah nama menjadi Benteng Oranje sebagai pusat perdagangan rempah-rempah dunia,” tambahnya.
Rinto menambahkan, keberadaan Museum Sejarah Ternate Ini diharapkan dapat memudahkan para pelajar, wisatawan dan pengunjung untuk mengetahui sejarah Ternate bisa lewat destinasi Benteng Oranje.
“Wallace seorang naturalis, konsen pada ilmu pengetahuan terutama biologi modern dan sejarah alam dan lebih istimewanya selama masa tinggal di Indonesia (Kepulauan Melayu) beliau lebih lama tinggalnya di Ternate sehingga hal ini menjadi nilai narasi sejarah yang penting bagi kita untuk membangkutkan kesadaran kolektif membangun negeri Moloku Kie Raha khususnya Ternate. Saya ingin keberadaan Museum Sejarah Ternate yang saya inisiasi akan menjadi sumber pembelajaran yang menarik bagi para pelajar dan mahasiswa sekaligus sebagai sumber informasi yang akan menjelaskan perjalanan panjang negeri ini baik itu era momole, kolano kemudian kejayaan kesultanannya, era kolonial hingga peranannya sebagai episentrum peradaban ilmu pengetahuan modern dan semua itu dapat diperoleh di Museum Sejarah Ternate jadi wadahnya,” tandas Rinto.
Tinggalkan Balasan