“Pertumbuhan ekonomi di triwulan III tahun 2022 mampu tumbuh sebesar 24,85 persen yoy, jauh di atas pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5,72 persen, dengan kontribusi terbesar disumbang oleh sektor industri pengolahan dan sektor pertambangan dan penggalian,” ungkapnya.
Sektor produksi yang mengalami pertumbuhan ekonomi terbesar, sambungnya, adalah industri pengolahan sebesar 96,55 persen yoy. Sektor industri pengolahan masih mendominasi struktur perekonomian di Maluku Utara dengan proporsi 29,46 persen. Hal ini disebabkan tingginya aktivitas pada sektor industri pengolahan khususnya tambang.
“Beralih ke inflasi, Provinsi Maluku Utara pada bulan November 2022 mengalami inflasi sebesar 0,19 persen secara m-to-m dan secara yoy sebesar 3,26 persen, lebih rendah dibandingkan inflasi nasional yang sebesar 5,42 persen (yoy). Inflasi yoy terjadi karena adanya kenaikan harga pada kelompok transportasi sebesar 2,13 persen, sementara secara m-to-m sumbangan inflasi didominasi beberapa jenis komoditas seperti ikan segar, rokok kretek filter, air kemasan, dan bawang merah,” terangnya.
Meskipun demikian, secara year on year, inflasi pada bulan November lebih rendah daripada bulan Oktober. Ke depan, pengendalian inflasi memiliki tantangan antara lain tingginya ketergantungan Provinsi Maluku Utara dengan pasokan pangan dari provinsi lain, risiko kenaikan harga akibat biaya logistik dan transportasi yang tinggi, serta peningkatan permintaan komoditas pangan yang tinggi seiring dengan pertumbuhan industri yang pesat.
Sementara itu, dari sisi produktivitas, per November 2022, Indikator Nilai Tukar Petani (NTP) menunjukkan angka 104,84 dan Indikator Nilai Tukar Nelayan (NTN) pada angka 101,82. Neraca Perdagangan Regional Maluku Utara, per November 2022, mencatatkan hasil positif pada ekspor dimana nilai ekspor lebih besar dari nilai impor.
Komponen ekspor pada bulan November 2022 tercatat USD779,15 juta, naik 2,62 persen dibandingkan bulan Oktober 2022. Total ekspor Januari s.d. November 2022 tercatat USD7.484,86 juta. Adapun komoditas yang paling banyak diekspor berdasarkan devisa hasil ekspor sampai dengan November 2022 adalah ferro nickel.
Sementara itu, komponen impor tercatat sebesar USD352,16 juta, turun sebesar 14,64 persen dibandingkan bulan Oktober 2022. Total impor selama Januari-November 2022 sebesar USD2.532,11 juta. Komoditas yang paling banyak diimpor sampai dengan November 2022 adalah batu bara/semi coke. Currents/strategis issues regional yang diangkat pada periode ini yakni terkait dengan perkembangan penyaluran KUR dan UMi di Maluku Utara.
Tinggalkan Balasan