Meski begitu, lanjut Nurlela, pihaknya meminta agar pihak sekolah untuk memanggil orang tua dari 3 siswi lainnya yang juga pelaku perundungan ini.
“Untuk hari ini kan baru tahu tadi, jadi baru panggil orang tua dari pelaku yang viral ini dengan korban. Saya minta panggil yang tiganya lagi,” cetus dia.
Nurlela menambahkan, kejadian perundungan tersebut memang saat jam istrahat sekolah. Namun begitu, para guru tidak bisa lepas kontrol terhadap siswanya.
Untuk itu, karena pelaku dan korbannya adalah anak-anak yang masih dibawah umur maka tindakan dari Disdik Ternate sendiri yakni meminta agar pihak guru dan kepala sekolah bertanggungjawab.
“Jadi teguran tadi saya sampaikan kepada guru-guru dan kepala sekolah kita harus hindari tiga macam hal, bukan cuma di sekolah tapi di dunia pendidikan. Yang pertama bullying atau perundungan yang sudah terjadi tadi kemudian yang kedua itu kekerasan fisik maupun kekerasan seksual kemudian yang ketiga intoleransi, jangan memihak satu dengan yang lain,” tegasnya.
Ia juga mengingatkan agar pihak sekolah tetap membina anak didiknya dengan baik tanpa ada kekerasan, meskipun berbuat kesalahan karena mereka masih kategori anak-anak.
“Jadi yang orang tua juga kami kasih pengertian di rumah juga jangan pukul, dibina pelan saja. Untuk anak-anak ini memang tidak ada sanksi, ini karena masih anak-anak hanya dibina saja, tidak ada untuk perlakuan pindah itu tidak ada, itu bukan memecahkan masalah,” pungkasnya.
Tinggalkan Balasan