4. Pemkot harus mengajak produsen untuk implementasikan EPR atau extended produsen responsibility atau tanggung jawab produsen yang sampahnya banyak ditemukan di perairan Ternate menjadi sampah yang tidak bisa diolah secara alami. Produsen tersebut antara lain, PT Unilever, PT Mayora, PT Wings, PT Indofood, PT Danone, PT Garuda Food, PT Nestle dan produsen lainnya yang sampah packagingnya mengotori perairan Kota Ternate.

5. Pemkot Ternate harus mendorong partisipasi masyarakat untuk ikut mengelola sampah, memilah sampah, mengurangi penggunaan plastik sekali pakai. Pemkot harus mengedukasi warga dan mendorong lahirnya komunitas-komunitas kader lingkungan hidup di tiap kelurahan yang memiliki pengetahuan dan keterampilan mengelola sampah, memiliki kesadaran untuk mau memilah sampah dan mewujudkan kelurahan yang zero waste.

Lima poin ultimatum tersebut pun ditanggapi positif oleh Tony. Kepada massa aksi, Tony menyampaikan bahwa pemerintah kota tetap konsisten memprioritaskan masalah penanganan sampah.

Meski begitu, harapan agar Kota Ternate bebas dari sampah plastik kata dia, sangat membutuhkan peran serta dan kesadaran kolektif masyarakat.

Ia menyebutkan bahwa DLH, selain rutinitas pengangkutan sampah juga gencar melaksanakan program kerja bakti bergilir di tiga kecamatan di Kota Ternate. Mulai dari Utara, Tengah dan Selatan pada setiap hari Rabu.