Tandaseru — Mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Maluku Utara (ALAMMAT) menggelar demonstrasi terkait dampak hadirnya perusahaan pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTPB) di depan Kantor Pusat PT Geo Dipa Energi, Pancoran, Jakarta Selatan, Selasa (18/10).
Koordinator Aksi Sahrir Pabos dalam orasinya mengatakan ada dampak negatif PLTPB yakni rentan terjadi kerusakan ekosistem akibat pembukaan lahan. Risiko lainnya adalah gempa kecil, pencemaran air, tanah amblas, longsor, serta limbah bahan berbahaya dan beracun.
Kecenderungan risikonya juga muncul rekahan di batuan bawah tanah. Risiko paling buruk munculnya semburan lumpur panas.
“Konstruksi dari Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi ini memiliki potensi menjadi pemicu permukaan bumi menjadi tidak stabil dan gempa bumi, karena konstruksi PLTPB kovensional melibatkan pengeboran batu yang mengandung air dan uap yang terperangkap di dalam pori-pori bumi dan pematahan secara alami,” ujar Sahrir.
Indonesia, sambungnya, adalah negara yang konturnya rawan bencana. Apalagi di Halmahera Barat, Maluku Utara, yang sering terjadi gempa bumi tanpa mengenal waktu, bulan, maupun tahun.
Tinggalkan Balasan