Mantan Ketua DPD IMM Maluku Utara ini menyebutkan, sejak kembali dari Jakarta, kelima anggota Bawaslu ini hanya melakukan monitoring di kabupaten/kota.
“Yang jadi pertanyaannya adalah apakah memang tugas Bawaslu hanya sekadar monitoring yang tentu menghabiskan anggaran? Kita bisa tarik kesimpulan lima anggota Bawaslu Malut saat ini hobinya jalan-jalan dan menghabiskan uang perjalanan dinas,” cetus dia.
Bahkan, kata dia, pasca Ketua Muksin Amrin dan Aslan Hasan mengakhiri masa jabatannya beberapa waktu lalu, arah kerja kelima anggota Bawaslu ini pun belum tahu harus memulai dari mana. Padahal, sambung dia, tahapan pemilu sementara berjalan.
“Ini sementara verifikasi perbaikan partai politik dan sebentar lagi verifikasi faktual. Semestinya Bawaslu Malut sudah saatnya duduk bersama, mendesain upaya pencegahan dan mengantisipasi gugatan pelanggaran adminstrasi pasca penetapan hasil verfak adminstrasi,” cetusnya.
Selain itu, Alfajri menegaskan, fenomena pemilih di Malut saat ini menurun. Sebelumnya 817.000 orang sekarang turun menjadi 782.954 orang pemilih. Belum lagi jumlah pemilih pemula yang mengalami kenaikan serta kategori pemilih TMS lainnya.
Tinggalkan Balasan