“Untuk kegiatan sendiri sejak pagi ada senam sehat, donor darah dan sore hari ada atraksi bambu gila, tarian Soya-soya Sisi dan lomba permainan tradisional anak,” ujarnya.
“Lomba ini ada boi tampurung, lomba benteng, balap tampurung, jadi benar-benar memanfaatkan bahan tradisional yang bisa mudah didapat dan menaikkan minat anak-anak sehingga tidak fokus pada gadget saja seperti games online tetapi mencintai budaya sendiri,” terang Yusni.
Ia berharap ke depan pemuda di wilayah itu bisa mengembangkan apa yang ditinggalkan para mahasiswa KKN.
“Apalagi pemuda di sini punya potensi dan nilai budaya masih terjaga. Nah, sebenarnya saya mohon support dari Pemerintah Kota Ternate. Mungkin kami telah difasilitasi tapi sangat disayangkan kesempatan kali ini Pak Wali dan beberapa jajarannya dikonfirmasi tidak bisa hadir. Jadi perangkat dan Pak Lurah buka kegiatan hanya sehari,” tandasnya.
Tinggalkan Balasan