Potret dan Agenda Global Kemiskinan
Dua agenda pembangunan global sebagai prakarsa PBB yang telah menempatkan “kemiskinan” sebagai isu utama, yaitu Millennium Development Goals (MDGs) dan (Sustainable Development Goals (SDGs).

MDGs menargetkan pengurangan “kemiskinan dan kelaparan” terhadap 189 negara (termasuk Indonesia), hingga separuh dari jumlah penduduk miskin di tahun 2005. Target ini telah berakhir di tahun 2015 lalu.

Sedangkan SDGs sebagai agenda lanjutan MDGs pasca 2015 (kesepakatan 193 negara), menargetkan penurunan “kemiskian” (no poverty) hingga 0% pada tahun 2030.

Pencapaian 8 tujuan MDGs termasuk “kemiskinan” hingga tahun 2015 relatif bervariasi di berbagai negara. Sebagian dianggap gagal karena satu atau dua dari banyaknya target tidak terpenuhi dalam limit waktu tersebut. Sebaliknya, sebagian negara dianggap sukses, termasuk Indonesia.

Spirit ini kemudian menjadikan pemerintah optimis menargetkan hingga tahun 2024 tingkat kemiskinan ekstrem di Indonesia akan diturunkan hingga 0%. Target ini sebagai follow-up dari SDGs targeting hingga tahun 2030.
Optimisme sekaligus ambisi pemerintah ini cukup beralasan, bila dicermati dari trend persentase penurunan kemiskinan sejak 2014-2018. Berbeda jika dilihat dari trend peningkatannya pada periode 2021 hingga sekarang.

Hasil publikasi Susenas (BPS), sejak tahun 2014 tingkat kemiskinan berada di level 7,9%, kemudian menurun secara gradual hingga 3,7% di tahun 2019. Angka ini kemudian naik kembali mencapai level 4,0% pada 2021.