Semua masyarakatnya takut Sitna akan dibantaidibantai. Masyakat mengatakan Sitna datang dari Kerajaan Jailolo.
Kata Kapita Korosan dengan nada yang rendah mengatakan “biarkan dia agar mengatur dan mengajarkan kita semua tentang ilmu karena kita masih bodoh”.
Di sinilah, Amin berkata, Sitna Marajabesi (Ummatcia) mengislamkan Kapita Korosan dan masyarakatnya. Setelah itu Kapita Korosan langsung mengangkat Sitna Marajabesi (Ummatcia) sebagai Kepala Pemerintahan Adat Mala Soma dan/atau Kepala Pemerintahan Pertama dan memfatwakan bahwa Kepala Pemerintahan Adat Mala Soma selanjutnya harus dari turunan ummatcia (sistem genetika- turunan patrilineal).
Akar dari sinilah kemudian Kapita Korosan membujuk Sitna Marajabesi (Ummatcia) agar tetap menetap bersama mereka dan mengatakan pada masyarakatnya bahwa “tanah di wilayah Soma dibagi dua bagian yang sama, satu bagian untuk saya dan satu bagian untuk Sitna Marajabesi (Ummatcia)”.
Setelah Sitna Marajabesi (Ummatcia) diangkat menjadi Kepala Pemerintahan Adat Mala Soma oleh Kapita Korosan maka selanjutnya dalam petuahnya mengatakan bahwa pengangkatan Ketua Suku Soma setelah itu harus dari turunan Kapita Korosan dan/atau Malamdili dari turunan patrilineal, begitu juga pengangkatan Kepala Pemerintahan Adat Mala Soma dan/atau Kepala Pemerintahan harus dari Ummatcia dari turunan patrilineal. Sistem adat ini berakhir pada masa Baba (Malamdili) dan Babay (Ummatcia).
Setelah tugas yang dijalani Sitna Marajabesi (Ummatcia) maka beliau mengusulkan kepada Kapita Korosan agar menerima para pendatang untuk sama-sama membesarkan Mala Soma.
Tinggalkan Balasan