“Di masa yang tidak pasti seperti itu, sangat penting untuk mengakui komunitas adat dan mengambil langkah-langkah untuk mengintegrasikan pengetahuan mereka ke dalam perbaikan sejumlah aspek masyarakat kita,” ungkap Kris kepada tandaseru.com, Selasa (28/6).

Pada saat peluncuran buku, audiences mengharapkan buku ini dapat memberikan motivasi dan memacu pariwisata berbasis masyarakat untuk maju dan tumbuh menjadi destinasi yang bersaing secara global.

“Buku ini diharapkan dapat menjadi platform yang baik untuk memacu pemberdayaan perempuan di seluruh destinasi di Indonesia,” tuturnya.

Rizky Handayani, Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggara Event Kemenparekraf RI, ikut memberikan selamat kepada masyarakat Ternate untuk bukunya, khususnya konsep pengembangan pariwisata berbasis masyarakat.

“Yang dengan ‘cantik’ menggabungkan antara experience dan authenticity,” ujar Rizky.

Sejumlah resep menu makanan dari CAGS juga dimasukkan dalam buku ini yakni Kerapu Merah Rempah Kenari, Ayam Organik Rimo Rempah, Sayur Lilin Tuna Asap Rempah, Singkong Ngo, Dabu-Dabu Ikan Tore dan Teh Rempah.

Buku ini dijual seharga Rp 300 ribu per eksemplar dan seluruh hasil penjualan akan diserahkan untuk komunitas CAGS bagi pengembangan aktivitas mereka di lapangan dan biaya pemeliharaan lokasi.