Hal ini pun dapat memberikan nilai tambah, selain harga komoditi rempah bisa lebih menguntungkan petani, akan terjadi pula tambahan lapangan kerja baru.
“Ini yang tadi kita diskusi dengan Pak Wali kalau ada riset kita tahu misalnya manfaat dari pala, cengkeh, untuk macam-macam keperluan pangan dan seterusnya kenapa tidak produksi di sini baru dibawa keluar, sehingga tenaga kerja juga kesempatannya lebih terbuka, mungkin ada investasi masuk, macam-macam lah bisa dilakukan dan harga jual dari hasil tanaman itu jauh lebih tinggi,” jelasnya.
Ia pun menambahkan, di daerah seperti Maluku Utara dengan adanya potensi alam seperti rempah-rempah bahkan telah menjadi sejarah maka seharusnya potensi ini pun tidak diabaikan.
Sebab, meskipun potensi sumberdaya alam berupa rempah-rempah ini bukan potensi yang cepat memberikan hasil namun potensi lain yang lebih cepat, kata dia belum tentu lebih baik.
“Kalau yang dilakukan adalah pengelolaan tanaman rempah yang sudah termasuk ratusan tahun ada di sini maka alam lingkungan akan lebih terjaga. Jadi sebetulnya ini adalah pendekatan yang sangat tepat. Bagaimana tetap melestarikan budaya, sejarah kita, melestarikan alam lingkungan kita tetapi membawa manfaat ekonomi bagi masyarakat luas,” jelasnya.
Tinggalkan Balasan