Tandaseru — Komisi II DPRD Provinsi Maluku Utara melakukan pertemuan dengan Sultan Tidore usai pembukaan Festival Kampung Nelayan Tomolou, Senin (7/3).
Selain Ketua Komisi II Ishak Nasir dan anggotanya, pertemuan itu juga dihadiri Wakil Ketua DPRD Sahril Thahir.
Ishak mengungkapkan, dalam pertemuan itu dibahas soal masa depan pariwisata Tidore, terutama soal momentum Sail Tidore. Menurutnya, Tidore memiliki prospek luar biasa di sektor pariwisata.
“Tinggal bagaimana kita mengidentifikasi hal-hal penting untuk syarat pengembangan utama dalam sektor pariwisata, untuk meningkatkan minat para wisatawan datang ke Maluku Utara,” tuturnya.
Politikus Partai Nasdem ini bilang, Tidore sebagai tuan rumah Sail harus menjual daya tarik sendiri, terutama dalam sektor wisata budaya, salah satunya Kesultanan Tidore. Tidore, kata dia, memiliki sejarah panjang yang penting diangkat kembali.
“Banyak hal yang menjadi catatan, terutama apa yang disampaikan oleh Jou Sultan Tidore Husain Syah soal nilai yang selama ini tumbuh dan berkembang di masyarakat adat yang ada di Tidore yaitu Jou si kangela yaitu pengabdian yang bersumber dari nilai keikhlasan yang menghasilkan nilai rela berkorban, nilai-nilai yang perlu dirawat di tengah-tengah masyarakat,” tutur Ishak.
Selaku komisi yang membidangi ekonomi, pengambangan sektor pariwisata di mata Komisi II tak lepas dari geliat ekonomi yang akan dihasilkan. Salah satunya menggelorakan UMKM di bidang kuliner.
“Masak orang berkunjung ke Tidore saja mencari kedai kopi susah. Jadi harus dikembangkan, terutama sektor UMKM yang punya nilai standar yang representatif,” sambungnya.
“Dan semua sektor itu kami laksanakan pada tahun 2023 karena 2022 sudah jalan. Maka dari itu Komisi II sesuai dengan kebijakan akan memprioritas pada pihak kesultanan, bukan hanya Kesultanan Tidore melainkan kesultanan yang lain di Maluku Utara,” pungkas Ishak.
Tinggalkan Balasan